Ia kemudian menjelaskan hukuman apa yang akan didapatkan Zuniga.
"Jaksa akan menuntut hukuman maksimal 15 hingga 20 tahun penjara bagi Zúñiga karena telah menyerang demokrasi dan Konstitusi," tulis lima melalui X.
Atas penarikan diri pasukan Zuniga, Presiden Arce memuji para warga yang membelanya.
Ia menyampaikan pidato kepada warga negara setelah kejadian tersebut.
"Terima kasih banyak kepada masyarakat Bolivia. Hidup demokrasi,” kata Arce, dikutip dari Aljazeera.
Pemberontakan atau upaya kudeta ini terjadi setelah berbulan-bulan ketegangan dan kesulitan ekonomi di Bolivia.
Protes semakin kuat ketika dua raksasa politik, Arce dan sekutunya, mantan presiden sayap kiri Evo Morales berjuang untuk menguasai partai yang berkuasa.
Arce sendiri telah menjabat sebagai presiden Bolivia sejak tahun 2020.
Selama menjabat menjadi presiden, Arce telah memimpin pemerintahan yang penuh perlawanan, menangkis tekanan baik dari sayap kiri maupun kanan.
Beberapa menolak dan menginginkan Arce untuk mundur dari pemerintahan.
Namun, upaya untuk menggulingkan Arce tampak tidak mendapat dukungan yang berarti.
Bahkan saingan Arce pun bersatu untuk membela demokrasi dan menolak pemberontakan.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Presiden Bolivia