Sebagian besar siswa menderita trauma psikologis dan menghadapi kondisi kesehatan yang sulit, kata laporan itu.
Meningkatnya Jumlah Kematian
Saat ini sedang diadili di Mahkamah Internasional atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina, Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 37.925 warga Palestina telah tewas , dan 87.141 lainnya terluka.
Selain itu, sedikitnya 11.000 orang masih belum diketahui keberadaannya, diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Israel mengatakan bahwa 1.200 tentara dan warga sipil tewas selama Operasi Banjir Al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober.
Media Israel menerbitkan laporan yang menunjukkan bahwa banyak warga Israel tewas pada hari itu karena 'tembakan teman sendiri'.
Organisasi Palestina dan internasional mengatakan bahwa mayoritas yang terbunuh dan terluka adalah wanita dan anak-anak.
Perang Israel telah mengakibatkan kelaparan akut, terutama di Gaza utara, yang mengakibatkan kematian banyak warga Palestina, kebanyakan anak-anak.
Agresi Israel juga mengakibatkan pengungsian paksa hampir dua juta orang dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi dipaksa mengungsi ke kota Rafah di bagian selatan yang padat penduduk di dekat perbatasan dengan Mesir – dalam apa yang telah menjadi eksodus massal terbesar Palestina sejak Nakba tahun 1948.
1,9 Juta Warga Terlantas
Krisis kemanusiaan di Gaza juga semakin mengkhawatirkan di mana jutaan warga Palestina telantar akibat konflik yang tak kunjung berakhir.
Sigrid Kaag, koordinator kemanusiaan PBB untuk Gaza di hadapan Dewan Keamanan PBB mengungkapkan bahwa jumlah orang yang telantar di Jalur Gaza kini mencapai angka mencengangkan, yaitu 1,9 juta jiwa.
Situasi tersebut menjadi bukti nyata betapa dalamnya penderitaan yang dialami oleh warga Palestina akibat konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.