Pernyataan dari juru bicara Netanyahu muncul setelah delegasi yang dipimpin oleh Kepala Badan Intelijen Mossad Israel, David Barnea, mengadakan pembicaraan putaran pertama dengan mediator di Doha pada hari Jumat.
"Disepakati bahwa minggu depan negosiator Israel akan berangkat ke Doha untuk melanjutkan perundingan. Masih ada kesenjangan antara kedua belah pihak," kata juru bicara itu, dikutip dari New Arab.
Tidak ada gencatan senjata dalam perang sembilan bulan di Gaza sejak jeda satu minggu pada bulan November yang melihat 80 tawanan Israel dibebaskan sebagai imbalan atas 240 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.
AS, yang telah bekerja sama dengan Qatar dan Mesir dalam mencoba menengahi kesepakatan, telah membicarakan pentingnya keputusan Netanyahu untuk mengirim delegasi ke Qatar.
Baca juga: Masoud Pezeshkian Terpilih Jadi Presiden Iran, Media Israel Sebut Tokoh Moderat
AS yakin Israel dan Hamas memiliki "peluang yang cukup signifikan" untuk mencapai kesepakatan, kata seorang pejabat senior.
Pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengatakan kepada AFP bahwa ide-ide baru dari kelompok tersebut telah "disampaikan oleh para mediator ke pihak Amerika, yang menyambutnya dan meneruskannya ke pihak Israel".
"Sekarang keputusan ada di tangan Israel," kata Hamdan.
Hamdan menyalahkan Israel atas kebuntuan yang terjadi sejak pengumuman Biden dan mengatakan pembicaraan Doha "akan menjadi ujian bagi pemerintah AS untuk melihat apakah mereka bersedia menekan entitas Zionis itu agar menerima usulan gagasan tersebut".
Kendala utama terhadap kesepakatan gencatan senjata adalah tuntutan Hamas untuk diakhirinya pertempuran secara permanen, yang ditolak keras oleh Netanyahu dan mitra koalisi sayap kanannya.
Baca juga: Aksi Gerilya Brigade Al-Qassam dan Al-Quds, Sukses Gerebek Tentara Israel di Gaza
Perdana Menteri Israel kemungkinan akan bertemu Biden selama kunjungan terjadwal ke Washington untuk berbicara di depan Kongres pada 24 Juli, kata Gedung Putih.
Netanyahu telah menghadapi gerakan protes yang terorganisasi dengan baik di Israel yang menuntut kesepakatan untuk membebaskan para sandera, yang turun ke jalan lagi pada Kamis malam.
Pemimpin sayap kanan Israel bersikeras perang tidak akan berakhir sampai Israel menghancurkan kemampuan Hamas untuk berperang atau memerintah.
(Tribunnews.com/Whiesa)