Ringkasan Pesan Terbaru Brigade Al Qassam: 24 Batalyon Milisi Bersatu di Gaza, Netzarim Teror Israel
TRIBUNNEWS.COM - Situs Al-Jazeera pada Minggu (7/6/2024) menyiarkan pidato yang disampaikan oleh Abu Obeida, juru bicara militer Brigade Al-Qassam, menandai hari ke-275 agresi militer Israel ke Jalur Gaza pasca-operasi Banjir Al-Aqsa.
Abu Obeida menyatakan Israel telah dan terus menerima pukulan menyakitkan di manapun mereka menembus Jalur Gaza.
Baca juga: Terjadi Lagi, Penyergapan Berdarah IDF di Shejaiya, Roket Termobarik Qassam Sasar 14 Tentara Israel
Dia menambahkan kalau Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Palestina Hamas, berkomitmen untuk mengakhiri agresi dan tidak akan menyetujui hal apapun selain hal yang bisa mengangkat ketidakadilan yang menimpa rakyat Palestina.
Berikut ringksan pesan dari juru bicara Al-Qassam, Abu Obeida:
• Kami mengingatkan dunia bahwa banjir Al-Aqsa bukanlah awal dari upaya perlawanan, namun merupakan ledakan dalam menghadapi kejahatan Israel.
• 9 bulan telah berlalu sejak dimulainya Banjir Al-Aqsa, dan masyarakat kami masih terkena agresi dan genosida Zionis-Amerika.
• 9 bulan telah berlalu dan perlawanan kami belum lelah, dan kami masih melakukan perlawanan tanpa dukungan senjata dan perbekalan dari luar, dan rakyat kami masih bertahan tanpa makanan atau obat-obatan.
• Kejahatan pendudukan Israel mencapai puncaknya pada pembersihan dan pemusnahan sistematis di Tepi Barat, Al-Quds (Yerusalem) dan Jalur Gaza.
• Tentara pendudukan Israel menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia, mengebom rumah-rumah, dan menyerbu rumah sakit.
• Jajak pendapat independen menunjukkan, setelah berbulan-bulan terjadinya agresi, bagaimana masyarakat kami bersatu mendukung milisi perlawanan mereka.
• Para pejuang kita memerangi musuh dengan semangat juang yang besar, seolah-olah mereka berada di zaman para Sahabat [rujukan kepada Nabi (SAW)]
• Sepanjang perang, seluruh 24 batalyon kami bertempur dari bagian terjauh Beit Hanoun hingga Rafah, dan kinerja pejuang perlawanan kami meningkat setiap saat.
• Dunia melihat kejahatan Israel di Gaza sebagai kebohongan organisasi internasional dan dugaan impotensi hukum hak asasi manusia.