Kemampuan pertahanan telah diperkuat untuk menghadapi pendudukan di seluruh wilayah mereka, dan Brigade Qassam memiliki sumber daya manusia yang kuat, setelah merekrut ribuan pejuang baru selama perang. Ribuan pejuang siap menghadapi musuh kapan pun diperlukan.
Abu Obeida menegaskan bahwa hasil yang tak terelakkan dari perlawanan mereka adalah kemenangan dan kekalahan musuh dan pendudukan.
Dia mengutip pertempuran yang sedang berlangsung antara Perlawanan Palestina dan pasukan Israel yang menyerang di Rafah dan Shejaiya, serta wilayah lainnya, sebagai bukti kuatnya perlawanan mereka dan kegagalan musuh.
Netzarim Zona Teror Bagi IDF
Abu Obeida memperingatkan bahwa sektor tengah Netzarim akan menjadi zona teror bagi Tentara Israel, yang akan dikalahkan.
Dia menggambarkan banjir Al-Aqsa bukan sebagai awal perlawanan Palestina namun sebagai ledakan respons terhadap kejahatan musuh, yang mencapai puncaknya dengan pembersihan sistematis dan genosida di Tepi Barat, Yerusalem, dan Jalur Gaza.
Abu Obeida menegaskan kembali bahwa, meskipun kekurangan dukungan eksternal dan pasokan penting, Perlawanan akan terus berjuang, dan rakyat Palestina akan tetap teguh.
Perisai Manusia
Juru bicara Al-Qassam menuduh tentara Israel menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia dan menargetkan rumah, rumah sakit, sekolah, masjid, dan gereja.
Ia memuji perjuangan milisi Perlawanan karena telah berjuang selama sembilan bulan melawan musuh yang didukung oleh Amerika Serikat dan sekutu Barat mereka.
“Ke-24 batalyon dan faksi perlawanan telah berperang dan mengalahkan musuh di berbagai wilayah di Jalur Gaza,” kata Abu Obeida, seraya menambahkan bahwa dunia telah melihat kejahatan pendudukan di Gaza, yang mengungkap impotensi hukum kemanusiaan internasional dan organisasi internasional.
Poros Perlawanan
Abu Obeida menyoroti kesatuan front perlawanan di Lebanon, Irak, dan Yaman dalam mendukung Palestina, dengan menyatakan bahwa hati nurani kolektif bangsa mereka berpihak pada perlawanan ini.
Dia menambahkan bahwa tanggapan dari rakyat Palestina di wilayah bersejarah Palestina, Tepi Barat dan Yerusalem tidak bisa dihindari
Menurut Abu Obeida, perlawanan yang sedang berlangsung di Tepi Barat adalah respons alami Palestina terhadap genosida sistematis yang dilakukan Israel.
Kegagalan 7 Oktober
Abu Obeida juga mengungkapkan, dokumen intelijen yang menunjukkan kegagalan Israel pada 7 Oktober hanyalah sebagian kecil dari apa yang akan diungkap pihaknya nanti.
Dia memberi pesan kepada keluarga tawanan Israel yang saat ini ditahan di Gaza, dengan menyatakan kalau nasib anak-anak mereka dimanipulasi oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk keuntungan pribadinya.
Abu Obeida menyimpulkan dengan mengatakan kalau klaim kemenangan mutlak daru Netanyahu adalah demi ego pribadinya dan kepuasan para ekstremis di pemerintahannya.
(oln/pc/aja/*)