Mobilitasnya yang tinggi juga memungkinkan Roket katyusha menerapkan taktik 'shoot and scoot', sebagaimana dikutip dari Missile Threat.
Bahkan saking dahsyatnya gempuran Roket Katyusha dalam membidik musuh, sepanjang 1941 sampai 1945 pabrik senjata di Uni Soviet jor-joran memproduksi 10 ribu peluncur roket legendaris ini.
Pada masanya, sejumlah negara yang menjadi klien Soviet berlomba memborong peluncur roket Katyusha di periode Perang Dingin.
Adapun daftar negara pengguna senjata ini termasuk Polandia, Cekoslowakia, Rumania, Yugoslavia, Iran, Mesir, Cina, dan Korea Utara.
Namun berjalan seiringnya waktu, Roket Katyusha dimodifikasi untuk Angkatan Darat dalam desain M-13. Dari titik ini, Katyusha kemudian berkembang dan melegenda.
Saking canggihnya roket ini mampu menembakkan sampai 40 roket M-21 yang berukuran diameter 128mm dalam waktu kurang dari 20 detik.
Peluncur-peluncur yang sudah diperbarui juga dapat digunakan untuk melepaskan munisi lain termasuk rudal anti tank, bom asap, dan ranjau darat. Jangkauannya 13 mil atau 20 kilometer.
Model terbaru Katyusha dapat menembakkan salvo 40 misil dengan jarak maksimal 25 mil atau 40 kilometer dengan kurun waktu 20 detik.
Katyusha dilengkapi dengan kendali jarak jauh modern dan sistem panduan memudahkan kru untuk menentukan membidik dan mengunci target.
Selain itu, Katyusha versi terbaru memiliki sistem navigasi satelit yang meningkatkan kapabilitas tembakan cepat serta akurasi yang tepat bila dibandingkan para pendahulunya.