Ia yang bertugas sebagai pasukan reguler di Gaza, termasuk pusat komandan batalion, menyebut semua tentara Israel dibebaskan untuk menembak semua orang, baik itu "gadis muda ataupun orang tua."
"Jika Anda merasa terancam, tembak saja," tegas dia.
Saat tentara Israel melihat seseorang mendekat, siapapun itu, "diperbolehkan menembak ke arah pusat (rubuh mereka), bukan melayangkan tembakan peringatakan ke udara," ungkap B.
B kemudian menceritakan sebuah insiden pada November 2023, ketika tentara Israel menembak mati beberapa warga sipil selama evakuasi di sebuah sekolah di lingkungan al-Zaytoun, Kota Gaza.
"Tembakan terjadi di dalam, orang-orang melarikan diri. Mereka berlari ke segala arah, termasuk anak-anak. Setiap orang yang bergerak akan terbunuh. Ada 15 hingga 20 orang yang tertembak saat itu," cerita B.
3. "Setiap pria berusia 16-50 tahun dicurigai sebagai teroris"
Lebih lanjut, B mengungkapkan "setiap pria berusia 16-50 tahun dicurigai sebagai teroris."
Baca juga: Viral Balasan Pemilik Restoran di Vietnam Pro-Palestina, Tegaskan Tak Terima Pelanggan Israel
"Jika kami melihat ada seseorang melihat ke arah kami dari sebuah jendela, maka dia adalah teroris. Kami akan menembaknya," ungkap B.
4. "Tak ada batasan saat menembak"
M, tentara cadangan lain yang bertugas di Gaza, menjelaskan komandan lapangan kompi atau batalion kerap memberi perintah untuk menembak, tanpa menjelaskan sampai sejauh mana prajurit boleh menembak.
"Saat tidak banyak pasukan (di sebuah wilayah), perintah untuk menembak menjadi tidak terbatas, seperti hal gila. Bahkan, bukan hanya senjata kecil, tapi juga senapan mesin, tank, dan mortir," M bersaksi.
Meski tanpa perintah tegas dari atasan, M menyaksikan rekan-rekannya di lapangan sering bertindak mandiri dan mengambil tindakan sendiri.
"Prajurit biasa, perwira junior, komandan batalion – pangkat junior yang ingin menembak, selalu diizinkan," tambah M.
5. IDF Bunuh Satu Keluarga
S ingat pernah mendengar lewat radio tentara, tentang seorang tentara yang ditempatkan di kompleks perlindungan, menembaki satu keluarga Palestina yang berjalan di dekatnya.
"Awalnya mereka hanya mengatakan empat orang. Namun, ternyata ada dua anak," ungkap S.
6. Tidak ada pembatasan amunisi
Satu tentara Israel yang menggunakan nama asilnya, Yuval Green, mengungkapkan, "Tidak ada pembatasan amunisi. Kami menembak hanya untuk menghilangkan kebosanan."