News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

12 Pengakuan Tentara Israel soal Genosida di Gaza: Kami Dibebaskan Menembak Siapa Saja

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Febri Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para prajurit dari pasukan Israel (IDF) di Jalur Gaza - Dalam sebuah wawancara, enam tentara Israel membeberkan bagaimana perilaku rekan-rekannya selama genosida di Jalu Gaza.

Green menceritakan sebuah insiden selama hari raya Yahudi di bulan Desember, saat "seluruh batalion melepaskan tembakan bersama-sama seperti kembang api. Karena (Hannukah) adalah 'festival cahaya', maka apa yang kami lakukan itu adalah hal simbolis."

Dalam konteks yang sama, C menyebut "para tentara akan menembak sesuka hati mereka dengan sekuat tenaga."

Ia juga mengatakan, tidak adanya pembatasan dalam menembak, menjadikan pasukan Israel sering terkena risiko tembakan sesama rekan,

"Itu menjadi masalah utama yang mengancam nyawa tentara Israel. Itu membuatku gila," kata Green.

7. "Serangan Israel merugikan para sandera"

Green mengaku pernah mendengar pernyataan dari tentara lain, "para sandera Israel tidak punya kesempatan dan harus ditinggalkan."

"Ini mengganggu saya, karena mereka terus berbohong, 'Kami di sini untuk para sandera'. Tapi, jelas serangan Israel sangat merugikan para sandera."

Baca juga: Drone Hizbullah Hantam Pangkalan Mata-mata Israel di Gunung Hermon, Ancaman Gallant Dianggap Remeh

8. Tak pernah terima perintah yang jelas

A, seorang perwira yang bertugas di Direktorat Operasi Angkatan Darat, bersaksi ruang operasi brigadenya, tidak pernah menerima perintah yang jelas mengenai tembakan.

"Sejak masuk, tidak ada pengarahan sama sekali. Kami tidak menerima perintah dari atasan untuk diteruskan kepada prajurit dan komandan batalion," ungkapnya.

"Sering kali kami mengambil keputusan sendiri, 'Jika dilarang di sana, maka di wilayah sini diperbolehkan'," lanjut dia.

9. "Tembak dulu, baru bertanya"

A merinci bagaimana penembakan di "rumah sakit, klinik, sekolah, lembaga keagamaan, dan gedung organisasi internasional" memerlukan izin yang lebih ketat.

Tetapi, dalam praktiknya, A menyebut semua itu hanya "formalitas".

Ia menambahkan, "Kami terbiasa menembak terlebih dulu, meskipun itu tidak perlu, baru bertanya kemudian."

A juga mengaku tahu kejadian-kejadian tentara Israel menembaki warga sipil Palestina yang memasuki "wilayah operasional mereka", yang menguatkan temuan-temuan dari penyelidikan Haaretz terhadap "zona pembunuhan" di wilayah Gaza yang berada di bawah kendali militer.

"Sudah menjadi standarnya. Tidak boleh ada warga sipil berada di wilayah tersebut, begitulah perspektifnya. Kami melihat seseorang di jendela, jadi kami menembak dan membunuhnya," tegas A.

10. "Anak-anak di Jalur Gaza adalah calon teroris"

Anak-anak pramuka yang membawa bendera Palestina dan foto anak-anak yang terbunuh dalam konflik antara Israel dan militan Palestina, berkumpul di sepanjang pantai Kota Gaza dalam acara peringatan, pada 17 Agustus 2022. (MAHMUD HAMS / AFP)
Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini