News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

AS Tuduh Iran Kirim Senjata ke Houthi Yaman, Termasuk Teknologi Rudal Balistik

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam foto selebaran yang disediakan oleh pusat media Houthi, para petempur Houthi berpartisipasi dalam latihan militer pada 12 Maret 2024, di Sana’a, Yaman. --- AS menuduh Iran memasok senjata ke Houthi di Yaman.

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) kembali mengecam Iran yang dituduh mentransfer senjata secara ilegal kepada milisi Houthi di Yaman.

Houthi yang berbasis di Yaman utara telah menyerang kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya di Jalur Gaza.

Wakil Duta Besar AS, Stephanie Sullivan, mengatakan meski pemerintah Iran membantah mereka menyediakan senjata, namun pihak yang mengetahui hal itu telah membukanya ke publik.

"Media yang berafiliasi dengan negaranya sendiri (Iran) telah menggembar-gemborkan pasokan teknologi rudal balistik terlarang negara itu kepada Houthi, sesuatu yang juga disimpulkan oleh para ahli PBB dan dipublikasikan dalam laporan mereka," kata Stephanie Sullivan, Senin (8/7/2024).

Stephanie Sullivan berbicara setelah Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat menyetujui perpanjangan 12 bulan misi PBB untuk mendukung Perjanjian Hodeidah Desember 2018.

Ia memantau pelaksanaan perjanjian gencatan senjata di kota pelabuhan utama Yaman, Hodeidah, antara Houthi dan pemerintah yang diakui internasional.

Sejak November 2023, Houthi telah menargetkan lebih dari 60 kapal dengan menembakkan rudal dan drone, menewaskan empat pelaut, dalam mendukung warga Palestina di Jalur Gaza.

"Kampanye serangan udara yang dipimpin AS telah menargetkan Houthi sejak Januari, menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai 42 lainnya," kata pernyataan Houthi, seperti diberitakan Aawsat.

Duta Besar Inggris untuk PBB, Barbara Woodward, memperpanjang mandat pada Senin (8/7/2024) yang mengizinkan patroli lanjutan di pelabuhan Hodeidah dan pelabuhan-pelabuhan kecil Salif dan Ras Isa, dan dukungan untuk demiliterisasi mereka.

Sejak 19 November 2023, Houthi menargetkan kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya di Jalur Gaza.

Sementara itu sekutu Israel, AS, bersama Inggris membentuk koalisi Laut Merah yang bertujuan untuk menekan Houthi agar berhenti menyerang kapal-kapal terkait Israel di kawasan itu.

Baca juga: Pelabuhan Eilat Israel Bangkrut & Mengemis, Kemenangan Besar bagi Houthi & Pejuang Irak

Jumlah Korban

Saat Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 38.011 jiwa dan 87.266 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (4/7/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporanYedioth Ahronoth pada awal Juli 2024.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini