Sekjen Hizbullah itu menyebut negara-negara Barat menekan Israel untuk mengakhiri perang di Gaza agar Hizbullah bersedia menghentikan perang di perbatasan.
Nasrallah berujar pertempuran di perbatasan telah menahan lebih dari 100 ribu tentara Israel agar tetap di utara lantaran ada kekhawatiran bahwa Hizbullah bisa saja menyerbut Galilea.
Dia menyebut Israel memerlukan pasukan tambahan sehingga negara Zionis itu terpaksa merekrut kaum Yahudi Haredi meski mendapat penolakan.
Menurut dia, saat ini Israel menghadapi situasi terburuk dan kegagalan total, terutama di Kota Rafah, Gaza.
Tak hanya itu, dia menyebut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, akan membawa negaranya ke dalam jurang kehancuran jika tidak menghentikan perang di Gaza.
Nasrallah berujar para pejabat Israel meremehkan ancaman yang datang dari Hizbullah.
Pejabat Israel meminta pasukan Hizbullah mundur dari perbatasan hingga 3 kilometer.
Baca juga: Hizbullah Disebut Punya 150.000 Roket, 4 Kali Jumlah Persenjataan Hamas
Mereka, kata Nasrallah, berpikir Hizbullah hanya memiliki rudal Kornet yang jangkauannya 3 kilometer.
Kemudian, Israel meminta adanya zona keamanan yang lebih besar di tempat mana pun mereka menemukan rudal Hizbullah dengan jangkauan lebih luas.
Nasrallah mengatakan setiap tank Israel yang mendekat ke perbatasan Lebanon akan diserang dan dihancurkan Hizbullah.
Dia mengklaim pihaknya tidak takut terlibat dalam perang besar melawan Israel. Hizbullah meluncurkan ratusan rudal dan pesawat nirawak ke target-target di Israel setiap kali Zionis melancarkan serangan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, beberapa waktu lalu mengancam pasukannya akan meneruskan serangan di Lebanon Selatan andaipun gencatan senjata di Gaza terjadi.
Nasrallah merespons ancaman ini dengan mengatakan Hizbullah tak menoleransi tindakan Israel.
(Tribunnews/Febri)