News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ukraina Akui Berulang Kali Coba Bunuh Putin, Rusia Yakin AS Beri Bantuan Intelijen

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan orang-orang kepercayaannya menjelang pemilihan presiden mendatang di Moskow pada 31 Januari 2024. --- Intelijen Ukraina mengakui berulang kali mencoba membunuh Putin, namun gagal.

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintahan Rusia di Kremlin mengomentari perkataan Kepala Direktorat Intelijen Utama (GUR) Kiev, Kirill Budanov, mengenai rencana pembunuhan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Rusia menyadari bahaya yang datang dari Ukraina, termasuk ancaman untuk membunuh Presiden Vladimir Putin," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada media Rusia Life pada Sabtu (13/7/2024).

Juru bicara itu mengatakan Kremlin mengambil tindakan yang sesuai untuk menanggapi ancaman tersebut.

"Semua ancaman yang datang dari rezim Kyiv sudah jelas. Oleh karena itu, keamanan presiden ditetapkan pada tingkat yang tepat," kata juru bicara itu 

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menuduh Amerika Serikat (AS) membantu Ukraina dalam rencana pembunuhan itu.

"Kemarin salah satu pemimpin rezim Kyiv, Budanov, secara terbuka mengakui intelijen Ukraina tengah merencanakan serangan terhadap presiden Rusia," katanya di saluran Telegramnya, Minggu (14/7/2024).

"Serangan ini dipersiapkan, sekali lagi, dengan dana AS, yang tanpanya tidak mungkin merencanakan kegiatan yang berpotensi membahayakan oleh dinas khusus Ukraina," lanjutnya.

Menurutnya, AS seharusnya menggunakan dana tersebut untuk membiayai pasukan polisinya sendiri dan layanan lain yang untuk memastikan hukum dan ketertiban di negaranya sendiri, daripada mendanai Angkatan Bersenjata Ukraina.

Kepala Intelijen Ukraina Akui Rencana Bunuh Putin

Sebelumnya, Kirill Budanov mengungkap upaya Ukraina untuk membunuh Putin dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Ukraina NV yang diterbitkan pada Sabtu (13/7/2024).

Ia mengklaim GUR telah melakukan beberapa upaya untuk membunuh Vladimir Putin, tanpa memberikan informasi lebih lanjut.

"Ada upaya untuk membunuh Putin, tetapi seperti yang Anda lihat, sejauh ini upaya tersebut juga gagal," kata Kirill Budanov.

Baca juga: Rusia Rekrut Warga Pendudukan Jadi Tentara Milisi, Ukraina: Mereka Target Sah

Ketika ditanya apakah Vladimir Putin masih menjadi sosok yang berkompromi dalam lingkarannya, Kirill Budanov menjawab, "Ini bukan lagi tentang kompromi."

Ia tidak setuju dengan pendapat Putin adalah pemimpin yang cocok untuk semua orang.

Kirill Budanov lalu menjelaskannya dengan mengenang kisah neneknya, yang menyaksikan kematian Joseph Stalin, pemimpin kedua Uni Soviet.

Ia menggambarkan Stalin sebagai diktaktor yang telah lama memimpin Uni Soviet sehingga rakyatnya telah terbiasa dengan gaya kepemimpinannya.

"Nenek saya mengatakan bahwa orang-orang (Uni Soviet) saat itu merasa seluruh dunia mereka telah runtuh, mereka tidak tahu bagaimana cara hidup," katanya menggambarkan keadaan Uni Soviet setelah kematian Stalin.

"Putin telah berkuasa selama lebih dari 20 tahun, jadi perasaannya akan sangat mirip, dan sekarang orang-orang Rusia takut kehilangan dia karena dia adalah penjamin stabilitas kehidupan mereka," tambahnya.

Di tengah perang Rusia dan Ukraina, beberapa media Barat melaporkan adanya upaya pembunuhan terhadap Putin, yang dikaitkan dengan Ukraina.

Pada September 2022, surat kabar Inggris The Sun melaporkan adanya ledakan di dekat iring-iringan mobil presiden Rusia.

Sementara, pada awal 2023, beberapa media Jerman mengklaim kantor presiden Rusia diserang oleh pesawat tanpa awak namun tidak berhasil.

Saat itu, Kremlin menepis laporan tersebut sebagai berita kosong tanpa dasar apapun.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini