TRIBUNNEWS.COM -- Rusia sedikit demi sedikit mendesak UKraina mundur dari wilayahnya. Pada Minggu (14/7/2024) pasukan Vladimir Putin berhasil menguasai Desa Urozhaynoye di Donetsk.
Kementerian Pertahanan Rusia seperti dikutip dari Russia Today, pasukan Rusia berhasil membebaskan Urozhaynoye, sebuah desa besar yang terletak di barat daya Republik Rakyat Donetsk.
Rusia berhasil menguasai desa tersebut setelah terjadi pertempuran dalam beberapa pekan. Pasukan Moskow secara bertahap menguasai pemukiman tersebut, yang merupakan rumah bagi sekitar 1.000 penduduk sebelum konflik.
“Sebagai hasil dari ti
Baca juga: Zelensky Disebut Parno, Ketakutan Ada Usaha Rusia Membunuhnya
ndakan yang berhasil, unit-unit kelompok pasukan 'Vostok' ['Timur'] merebut desa Urozhaynoye, Republik Rakyat Donetsk, dan saat ini melakukan pencarian dari rumah ke rumah dan penghapusan ranjau,” kata Kemhan Rusia dikutip Senin (15/7/2024).
Awal pekan ini, sebuah video muncul di internet yang memperlihatkan tentara Rusia mengibarkan bendera negaranya di reruntuhan gedung administrasi desa.
Rekaman tersebut memberikan gambaran sekilas tentang kerusakan luas yang diakibatkan oleh pemukiman tersebut.
Urozhaynoye merupakan salah satu dari segelintir lokasi yang direbut pasukan Ukraina dari militer Rusia di tengah serangan balasan yang telah lama digembar-gemborkan tahun lalu.
Dorongan tersebut pada akhirnya mengakibatkan kegagalan besar bagi Kiev, hanya memberikan sedikit keuntungan ditambah dengan kerugian besar dalam personel dan perangkat keras.
Beberapa keuntungan yang dihasilkan oleh serangan balasan ini sebagian besar telah berbalik setelah dorongan tersebut berkurang pada akhir tahun lalu.
FAB-3000
Sementara itu media Ukraina, Ukrainska Pravda mengabarkan wilayahnya semakin berantakan karena Rusia telah menggunakan kekuatannya dari semua lini untuk menyerangnya.
Baca juga: Rusia Rekrut Warga Pendudukan Jadi Tentara Milisi, Ukraina: Mereka Target Sah
Ukraina merana karena Rusia menggunakan bom berkekuatan besar. Hal ini terjadi dalam postingan Kemhan Rusia, di mana jet Su-34 meluncurkan bom luncur FAB-3000 seberat 3 ton.
Rusia mengklaim telah menjatuhkan FAB-3000 "pada posisi Angkatan Bersenjata Ukraina".
Pilot Rusia dalam video tersebut sesumbar bahwa "sulit membayangkan target yang tidak akan dihancurkan oleh bom udara sebesar ini".
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pun mengatakan, dalam seminggu belakangan, Rusia telah menjatuhkan sebanyak 700 vom FAB.
Sedangkan rudal yang diluncurkan ke arah infrastruktur lebih dari 100 unit.