TRIBUNNEWS.COM - Senator JD Vance baru saja dipilih sebagai calon wakil presiden untuk mendampingi Donald Trump dalam Pilpres AS tahun ini.
Sebagai calon pemimpin salah satu negara berpengaruh di dunia, seperti apa posisinya mengenai konflik yang terjadi antara Ukraina dan Rusia serta Israel dan Hamas?
Mengutip The Hill, JD Vance mempromosikan kebijakan luar negeri milik Donald Trump, "America First."
Pada bulan Februari lalu, Vance ingin negara-negara Eropa lebih mandiri terhadap sistem pertahanannya.
"Kami ingin Eropa sukses, tapi Eropa harus mengambil peran lebih besar untuk keamanannya sendiri. Itu tidak bisa dilakukan tanpa industri," katanya.
Trump telah lama menyindir sekutu-sekutu Eropa karena mengeluarkan dana yang minimal untuk militer mereka sendiri.
Trump mengklaim negara-negara Eropa terlalu bergantung kepada Amerika Serikat.
Vance pun ragu AS dapat terus memberikan dukungannya untuk Ukraina.
Ia menyebut AS tidak membuat cukup amunisi untuk mempertahankan bantuan yang disalurkan ke Kyiv.
Ia menyerukan untuk terlibat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mewujudkan “kepentingan Amerika.”
“Saya tidak pernah sekalipun berpendapat bahwa Putin adalah orang yang baik dan ramah."
Baca juga: Partai Republik AS Tetapkan JD Vance sebagai Cawapres Trump
"Saya berpendapat bahwa dia adalah orang yang memiliki kepentingan berbeda."
"Dan Amerika Serikat harus menanggapi orang tersebut dengan kepentingan berbeda,” kata Vance pada Konferensi Keamanan Munich Februari lalu.
“Tetapi fakta bahwa dia adalah orang jahat tidak berarti kita tidak bisa melakukan diplomasi dasar dan memprioritaskan kepentingan Amerika."