Sementara itu Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya sedang memantau situasi.
Kematian tersebut awalnya dilaporkan sebagai penembakan oleh beberapa media Thailand.
Hotel Grand Hyatt Erawan memiliki lebih dari 350 kamar dan terletak di kawasan wisata populer di ibu kota Thailand yang terkenal dengan perbelanjaan dan restoran mewah.
Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin menyerukan penyelidikan cepat atas kematian tersebut untuk membatasi dampaknya terhadap sektor pariwisata penting Thailand.
Ketika ditanya apakah kematian tersebut akan mempengaruhi pertemuan dengan menteri energi Rusia di hotel hari ini, perdana menteri mengatakan hal tersebut tidak mungkin terjadi.
“Ini bukan aksi terorisme atau pelanggaran keamanan, semuanya baik-baik saja,” ujarnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)