Hizbullah Peringatkan Israel, Perang Lebanon Akan Dihadapi, Tahu Israel Kekurangan Tank dan Tentara
TRIBUNNEWS.COM- Kelompok Hizbullah di Lebanon telah mengeluarkan peringatan keras kepada Israel agar tidak melancarkan perang di Lebanon.
Sementara para pejabat senior menekankan ketangguhan dan kekuatan perlawanan Lebanon.
Mohammad Raad, kepala Blok Loyalitas Perlawanan, menyatakan pada hari Selasa bahwa Israel tidak mampu memperluas perangnya ke Lebanon karena tentaranya yang kelelahan.
Ia mengkritik taktik perang psikologis Israel, menegaskan bahwa pejuang perlawanan Hizbullah terus-menerus melemahkan kemampuan Israel.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah, dalam pidatonya pada hari Rabu, menggaungkan sentimen ini, dengan menyatakan bahwa serangan Israel yang terus-menerus terhadap warga sipil akan mendorong Hizbullah untuk menargetkan permukiman baru dengan rudal.
Ia memperingatkan bahwa tank-tank Israel yang memasuki Lebanon akan menghadapi konsekuensi serius.
Nasrallah membela tindakan perlawanan di Gaza pada 7 Oktober sebagai hal yang dibenarkan, menandai pembukaan “Front Dukungan” Lebanon dalam pertempuran Banjir Al-Aqsa sebagai kemenangan bagi rakyat Palestina.
Nasrallah mencatat bahwa setelah sepuluh bulan bertempur, Israel gagal mencapai tujuannya dan kini melakukan pembantaian untuk menutupi kegagalannya.
Ia menyoroti kekurangan pesawat tempur dan tank yang diakui tentara Israel dan menganggap Amerika Serikat bertanggung jawab atas pasokan senjata yang digunakan dalam konflik tersebut.
Basrallah juga menepis rumor tentang adanya perjanjian apa pun terkait perbatasan selatan Lebanon dan menegaskan bahwa masa depan wilayah tersebut akan ditentukan oleh hasil pertempuran yang sedang berlangsung. Ia merujuk pada blokade Yaman yang berhasil sebagai contoh kemampuan perlawanan.
Meningkatnya Ketegangan
Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, pada 7 Oktober, gerakan Hizbullah Lebanon telah terlibat secara langsung, tetapi relatif dalam cara yang terbatas dalam perang melawan pendudukan Israel.
Menurut sumber Hizbullah, gerakan tersebut telah melancarkan 1.194 operasi militer dalam 250 hari pertama perang, menewaskan dan melukai lebih dari 2.000 tentara Israel.
Israel telah menduduki sebagian Lebanon selama puluhan tahun dan baru meninggalkan negara itu pada tahun 2000, menyusul perlawanan keras warga Lebanon di bawah kepemimpinan Hizbullah.