TRIBUNNEWS.COM - Penunjukkan JD Vance sebagai calon Wakil Presiden AS yang mendampingi Donald Trump mendapatkan reaksi positif dari Rusia.
Dalam pernyataan pada Rabu (17/7/2024), Rusia menunjukkan keterbukaannya untuk membangun kerjasama dengan siapapun Presiden dan Wakil Presiden yang dipilih oleh rakyat Amerika pada November mendatang.
Hal ini diutarakan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov dalam pernyataannya di markas besar PBB di New York, yang diterjemahkan dari bahasa Rusia.
"Kami siap bekerja dengan pemimpin AS manapun yang dipilih oleh rakyat AS, dan yang bersedia untuk terlibat dalam dialog yang adil dan saling menghormati," kata Lavrov yang mewakili Rusia sebagai anggota Kepresidenan Dewan Keamanan PBB
Dalam pernyataan lebih lanjut, Rusia cenderung mendukung terpilihnya kandidat dari Partai Republik terlebih setelah penunjukkan JD Vance sebagai calon wakil presiden.
Lavrov secara blak-blakan menyatakan persetujuannya kepada para wartawan saat ditanyai terkait pernyataan JD Vance yang menentang AS untuk tidak memberikan bantuan lagi ke Ukraina.
"Saya mendukung perdamaian, dan saya mendukung langkahnya (JD Vance) untuk mengakhiri bantuan (dari Amerika Serikat yang diberikan, kami hanya bisa menyambut baik akan usulan itu, karena itulah yang kami butuhkan, untuk menghentikan pengiriman senjata ke Ukraina, dan kemudian perang akan berakhir," ungkap Lavrov memuji langkah JD Vance.
Seperti yang diketahui sebelumnya, JD Vance yang merupakan senator Partai Republik dari Ohio termasuk orang yang paling vokal menentang bantuan AS untuk Ukraina.
Sejak awal konflik antara Rusia dan Ukraina dimulai, Vance selalu mengkritik upaya bantuan dari AS kepada Ukraina.
"Saya harus jujur dengan Anda, saya tidak terlalu peduli apa yang terjadi dengan Ukraina," ujar Vance pada Februari 2022, di tengah dukungan deras dari para politisi di AS setelah terjadinya invasi Rusia.
Penentangan terhadap bantuan kepada Ukraina ini juga secara konsisten ia utarakan sepanjang konflik antara Rusia dan Ukraina.
Baca juga: Covid-19 Buat Biden Makin Terpuruk di Kontestasi Pilpres AS 2024, JD Vance Makin jadi Sorotan
Pada bulan April lalu, Vance juga menjadi penggerak bagi kader Partai Republik di Senat untuk menentang paket bantuan luar negeri AS ke Ukraina yang mencapai nilai hampir $61 miliar atau sekitar Rp 986 Trilyun.
"Jika Ukraina berpikir bahwa mereka akan mendapatkan tambahan $60 miliar dari Kongres Amerika Serikat, hal itu tidak mungkin terjadi" katanya kepada wartawan kala itu.
Pada bulan Mei lalu, Vance juga kembali menjadi sorotan karena ia menilai banyuan kepada Ukraina adalah hal yang dinilainya akan berakhir sia-sia dan tidak berguna.
"Saya tidak berpikir bahwa dalam kepentingan Amerika untuk terus mendanai perang yang efektifnya tak pernah berakhir di Ukraina," ujar Vance dalam pidatonya pada bulan Mei lalu.
Dikutip Tribunnews dari ABC, Dalam pidatonya kala itu, Vance menambahkan bahwa AS sudah memberikan bantuan yang lebih dari cukup untuk Ukraina
"Kita sudah memberikan bantuan lebih dari bagian peran kita yang seharusnya." ungkap Vance.
(Tribunnews.com/Bobby)