Jebril mengungkapkan ada torniket di lengan Muhammed Bhar, yang diduga digunakan untuk menghentikan pendarahan sang adik.
Selain torniket, ada juga kasa yang ditempelkan ke bagian tubuh Muhammed Bhar yang terluka.
Namun, tidak ditemukan upaya lebih lanjut pasukan Israel, seperti menjahit atau mengobati luka-luka, menyelamatkan nyawa Muhammed Bhar.
"Mereka mencoba menghentikan pendarahannya. Lalu mereka meninggalkannya tanpa jahitan atau perawatan. Hanya tindakan pertolongan pertama dasar."
"Tentu saja, seperti yang Anda lihat, Muhammad sudah meninggal beberapa lama karena ditelantarkan. Kami pikir dia dibawa pergi untuk dirawat."
"Namun, ternyata dia terus berdarah dan ditinggalkan sendirian di rumah selama ini. Tentu saja, tentara meninggalkannya," urai Jebril.
Sebagai informasi, pasukan Israel memiliki rekam jejak kebrutalan terhadap warga Palestina penyandang disabilitas di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
Pada Juni 2020, Israel menghadapi kritik global setelah tentara menembak dan membunuh pria autis Eyad el-Hallak, yang sedang dalam perjalanan ke sekolah khusus anak-anak di Yerusalem.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)