Dia juga memperingatkan agar pendudukan Israel menghormati otoritas Administrasi Wakaf Yerusalem dan urusan Masjid Al-Aqsa, yang berafiliasi dengan Kementerian Wakaf, Urusan dan Tempat Suci Islam Yordania.
Hal ini terkait rencana Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben-Gvir yang ingin mengubah status quo Masjid Al-Aqsa.
Baca juga: Ratusan Yahudi Ekstremis Serbu Masjid Al-Aqsa, Yordania Ngamuk, Ben Gvir Ingin Ubah Status Quo
"Kementerian Wakaf, Urusan dan Tempat Suci Islam Yordania mempunyai kewenangan eksklusif untuk mengurus urusan Masjidil Aqsa/Masjid Suci dan mengatur jalan masuk ke dalamnya," tulis pernyataan tersebut.
Kementerian Yordania ini juga memperingatkan kalau otoritas pendudukan Israel akan terus menerapkan langkah-langkah yang ditargetkan untuk menerapkan kontrol terhadap masuknya jamaah ke Masjidil Aqsa/Masjid Suci.
"Kami menekankan perlunya memastikan akses bebas dan tidak terbatas ke Al-Aqsa yang Diberkahi (bagi umat Islam dan warga Palestina).
Laporan Khaberni menegaskan, Masjid Al-Aqsa merupakan kompleks ibadah yang murni diperuntukkan bagi umat Islam dengan luas keseluruhan 144 dunum.
Episentrum Konflik di Kawasan
Dalam sejumlah analisis dari pakar geopolitik, konflik keberadaan Masjid Al-Aqsa ini merupakan episentrum eskalasi di kawasan Timur Tengah.
Serangan Banjir Al-Aqsa oleh Hamas dan milisi lain pembebasan Palestina, satu di antaranya dinyatakan sebagai puncak akumulasi kemarahan atas penodaan-penodaan pemukim Israel terhadap Masjid Al-Aqsa.
Serangan Banjir Al-Aqsa ini kemudian meluas menjadi konflik besar saat Israel memutuskan membalas serangan itu dengan invasi militer ke Jalur Gaza yang sudah berlangsung lebih dari enam bulan.
Agresi Israel itu membangkitkan semangat perlawanan yang dikabarkan dimotori Iran dengan keterlibatan sejumlah milisi lintas-teritorial, mulai dari Lebanon, Suriah, Irak, hingga Yaman.
Amerika Serikat (AS) yang menjadi sekutu utama Israel, menjadi bahan bakar yang makin memperbesar api konflik.
Dalam konteks ini, Yordania dinilai berupaya mengimbangi posisi mereka di kedua kubu.
Di satu sisi, Yordania membela Gaza dan Palestina agar terbebas dari bombardemen dan cengkeraman pendudukan Israel, serta mengawal kesucian Masjid Al-Aqsa.
Namun, di sisi lain, Yordania juga memenuhi sejumlah permintaan AS, sekutu taktis mereka di kawasan, terkait kepentingan Israel dalam konflik yang berlanjut.
(oln/rntv/khbrn/aja/*)