"Dan Iran telah menunjukkan skala tertentu dalam mengoordinasikan tindakan dan menggunakan satu front untuk membalas tindakan di front lain."
Kolonel Kemp menambahkan Iran kemungkinan akan terus memberdayakan boneka-bonekanya daripada melakukan serangan sendiri, seperti yang dilakukannya pada bulan April lalu ketika menembakkan ratusan rudal dan pesawat nirawak.
Ia berkata: "Saya pikir Iran belajar banyak pelajaran penting dari itu."
"Pertama, bahwa Iran tidak memiliki kemampuan untuk merusak Israel dengan cara itu, karena kerusakan yang ditimbulkan oleh ratusan proyektil yang ditembakkan ke Israel sangat kecil."
"Iran akan enggan untuk memulai serangan lain, misalnya, serangan berskala besar dari wilayahnya sendiri."
"Saya kira Iran akan menggunakan proksi di sekitar wilayah itu, dan itu juga akan mencakup Hizbullah."
Kolonel Kemp memprediksi Israel akan menanggapi serangan akhir pekan lalu yang menewaskan 12 anak, dengan serangan yang signifikan tetapi terarah.
Serangan itu dimaksudkan untuk menghambat operasi Hizbullah daripada memicu konflik yang lebih luas, katanya.
Namun, ia menambahkan konflik yang lebih luas masih mungkin terjadi.
AS Berusaha Meredakan Ketegangan
Sementara itu, Reuters melaporkan AS kini tengah berupaya keras untuk mencegah serangan balasan terhadap ibu kota Lebanon, Beirut, atau infrastruktur penting seperti bandara.
Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengindikasikan AS mendukung hak Israel untuk merespons, tetapi berhati-hati untuk mencegah perang yang lebih luas.
Pada hari Selasa (30/7/2024), Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan kepada Reuters ia lebih suka para pesaing di Timur Tengah menyelesaikan perbedaan mereka dengan diplomasi daripada dengan roket.
Baca juga: Gertak Hizbullah Lebanon, Israel Rajin Latihan Perang di Front Utara
Ia berkata: “Meskipun kami telah melihat banyak aktivitas di perbatasan utara Israel, kami tetap khawatir tentang potensi eskalasi ini menjadi pertikaian besar-besaran."
"Dan saya tidak percaya bahwa pertikaian tidak dapat dihindari."
“Kami ingin melihat masalah ini diselesaikan secara diplomatis.”
(oln/khbrn/*)