News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Kemunculan Terakhir Ismail Haniyeh sebelum Tewas Diserang Israel, Hadiri Pelantikan Presiden Iran

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KEMUNCULAN TERAKHIR ISMAIL HANIYEH - Presiden Iran yang baru terpilih Masoud Pezeshkian (kanan) bertemu dengan Kepala biro politik kelompok Hamas Palestina Ismail Haniyeh (kiri) di Teheran, Iran pada 30 Juli 2024. Sehari setelahnya, Rabu, 31 Juli 2024, Haniyeh tewas diserang Israel di kediamannya di Teheran.

"Penyebabnya masih diselidiki dan akan segera diumumkan," kata IRGC.

Sementara itu, Sumber media Al Hadath melaporkan pembunuhan Haniyeh diakibatkan oleh sasaran yang menargetkan kediamannya di Teheran.

"Pembunuhan Ismail Haniyeh terjadi pada pukul 2.00 waktu Teheran, dengan rudal langsung diarahkan ke tubuhnya," kata sumber itu kepada Al Hadath.

Sumber tersebut juga melaporkan, Ismail Haniyeh dan rekannya, Wassim Abu Shaaba,n dibunuh dengan menargetkan kediaman mereka di Teheran.

Mereka membenarkan pembunuhan Ismail Haniyeh terjadi di tempat tidurnya.

70 Anggota Keluarga Haniyeh Tewas

Pada akhir Juni 2024, 10 anggota keluarga Haniyeh, termasuk saudara perempuannya, Zahr Haniyeh, tewas dalam serangan Israel di kamp pengungsi Shati di Gaza utara.

Baca juga: Ismail Haniyeh Dibunuh di Teheran, Iran Mengatakan Haniyeh di Teheran untuk Pelantikan Presiden Iran

Kematian 10 anggota keluarga Haniyeh menambah daftar kerabat bos Hamas tersebut yang meninggal akibat serangan Israel.

Sejak serangan Israel berlangsung pada 7 Oktober 2023, setidaknya anggota keluarga Haniyeh yang tewas sudah mencapai 70 orang.

Hal ini diketahui dari pengakuan Haniyeh saat diwawancarai Al Jazeera pada 10 April 2024 lalu.

Ketika itu, Haniyeh menyebut tiga anaknya yang bernama Hazem, Amir, dan Mohammad serta para cucunya tewas karena serangan Israel saat Hari Raya Idul Fitri di Gaza.

Dia mengungkapkan anak dan cucunya itu berencana untuk berkunjung ke kerabat dalam rangka perayaan Idul Fitri di kamp pengungsian Shati.

Haniyeh pun mengungkapkan saat itu, dengan tewasnya tiga anak dan cucunya, total sudah ada 60 anggota keluarganya yang tewas.

"Melalui darah para martir dan rasa sakit dari mereka yang terluka, kita menciptakan harapan, kita menciptakan masa depan, kita menciptakan kemerdekaan dan kebebasan bagi rakyat dan bangsa kita," ujarnya.

Ia menambahkan sekitar 60 anggota keluarganya, termasuk keponakan-keponakannya, telah terbunuh sejak dimulainya perang.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Yunita/Yohanes)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini