Sementara itu, militer Israel mengatakan, ketiga anak laki-laki tersebut dianggap sebagai anggota militer Hamas yang sedang dalam perjalanan melaksanakan kegiatan teroris.
Pernyataan Israel tersebut tidak menyebutkan cucu-cucu Haniyeh yang tewas dalam serangan tersebut.
Berdasarkan pernyataan Hamas, empat cucu Haniyeh, tiga perempuan dan seorang laki-laki, juga tewas dalam serangan itu.
Serangan berlanjut pada Selasa (25/6/2024) lalu.
Serangan udara Israel telah menewaskan 10 anggota keluarga Ismail Haniyeh di kamp pengungsi Shati, Gaza utara.
Juru bicara badan pertahanan sipil, Mahmud Basal mengatakan, serangan tersebut menargetkan rumah keluarga Haniyeh di Shati.
"Ada 10 orang yang menjadi martir akibat serangan itu, termasuk Zahr Haniyeh, saudara perempuan Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh," kata Basal.
Dia menambahkan, sejumlah jenazah kemungkinan masih berada di bawah reruntuhan, tetapi mereka tidak memiliki alat yang cukup untuk evakuasi.
"Kami tidak memiliki peralatan yang diperlukan untuk mengevakuasi mereka," tambahnya.
Berdasarkan laporannya, beberapa orang juga mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.
Di sisi lain, militer Israel mengklaim dua bangunan yang menjadi sasaran serangan di Shati dan Daraj Tuffah itu sebagai tempat persembunyian para pejuang yang terlibat dalam serangan 7 Oktober di Israel.
Pernyataan yang diunggah di media sosial itu tidak menyebutkan serangan terhadap rumah keluarga Haniyeh.
Bahkan kini, Israel tidak memberi tanggapan terkait dugaan pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh yang dituliskan Hamas dalam pernyataannya.(Tribun Network/Al Jazeera/Al Arabiya/Al Hadath/oln/wly)