News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Berduka Atas Kematian Ismail Haniyeh, JK Meyakini Peristiwa Ini Menambah Ketegangan di Jalur Gaza

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Presiden ke 10 dan 12 RI, M Jusuf Kalla bertemu dengan Pemimpin Politik Gerakan Hamas, Ismail Haniyeh di Doha, Qatar, Jumat (12/7/2024). Dalam pertemuan selama dua jam itu, Jusuf Kalla menyampaikan bela sungkawa kepada bangsa Palestina yang menjadi korban selama konflik.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh tewas usai menghadiri pelantikan Presiden Iran yang baru, Masoud Pezeshkian di Teheran pada Rabu (31/7/2024). Dia tewas diduga akibat ditembak dengan rudal oleh Israel.

Sebelum wafat, sekitar dua pekan lalu tepatnya pada 12 Juli 2024, Haniyeh menggelar pertemuan dengan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla di Doha, Qatar.

Pada pertemuan tersebut, Haniyeh menghargai posisi dan peran diplomatik dari Indonesia untuk mendorong kemerdekaan Palestina.

Tak hanya itu, Haniyeh juga mengapresiasi bantuan kemanusiaan dari rakyat Indonesia untuk penduduk di Gaza yang terdampak agresi Israel.

Baca juga: Jusuf Kalla Terbang ke Doha Qatar Malam Ini, Hadiri Prosesi Pemakaman Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh

Dia juga memuji kontribusi dalam merawat korban luka dan mendukung gerakan rakyat Indonesia dalam rangka solidaritas terhadap nasib rakyat Palestina.

Haniyeh juga turut menjelaskan kondisi terkini di Gaza, termasuk tantangan kemanusiaan dan politik yang dihadapi oleh Palestina.

Sementara, JK menyampaikan bela sungkawa kepada bangsa Palestina yang menjadi korban selama konflik.

JK juga menegaskan sikap solidaritas serta dukungan bangsa Indonesia untuk kemerdekaan Palestina.

"Pertama, saya ingin menyampaikan duka cita dan belasungkawa atas tewasnya pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran hari ini," kata Jusuf Kalla.

JK merasa prihatin atas pembunuhan Haniyeh dan meyakini bahwa peristiwa ini bakal menambah ketegangan di Jalur Gaza Palestina.

Apalagi, kata JK, peristiwa ini terjadi kala Israel dan Hamas tengah berusaha merundingkan kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat.

"Gencatan senjata belum berlangsung. Itu juga baru pembicaraan dan selalu buntu. Ini (kematian Haniyeh) pasti akan menambah ketegangan perlawanan di Gaza dan itu berarti gencatan senjata makin susah dicapai," ucap JK.

Baca juga: Eks-Pejabat Keamanan Israel: Kematian Ismail Haniyeh Tak akan Mengubah Kemampuan Militer Hamas

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid.

Ia menyampaikan duka cita atas tewasnya Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas, di Teheran, Iran.

Dia khawatir peristiwa penyerangan terhadap Ismail Haniyeh akan membuat situasi di Timur Tengah semakin memanas.

"Saya berduka serta menyayangkan terus terjadinya kekerasan dan penyerangan di Timur Tengah. Saya khawatir peristiwa pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh ini akan membuat situasi di Timur Tengah semakin memanas," kata Meutya.

Selain itu, kata Meutya, peristiwa itu akan membuat upaya perdamaian Palestina semakin sulit terwujud.

"Dan dapat berdampak pada semakin sulitnya upaya perdamaian di Palestina secara khusus dan Timur Tengah secara umum," ujarnya.

Sebab itu, Meutya meminta semua pihak untuk menekan Israel agar mau menempuh jalan dialog dalam penyelesaian konflik dengan Palestina.

"Serta meminta Israel untuk mematuhi hukum dan keputusan hukum Internasional termasuk keputusan ICJ, International Court of Justice yang menyatakan pendudukan Israel di Palestina melanggar hukum," pungkasnya.

Baca juga: Kematian Ismail Haniyeh Dikhawatirkan Picu Perang Habis-habisan di Kawasan Timur Tengah

Harga Minyak

Sementara itu harga minyak dunia dilaporkan melonjak pada perdagangan Rabu (31/7/2024).

Lonjakan harga minyak dunia itu terjadi seiring meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah pasca-pembunuhan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh.

Pada pukul 09.10 waktu Moskow, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 1,9 persen menjadi 76,15 dolar AS per barel.

Sementara minyak mentah berjangka Brent naik 1,7 persen menjadi 79,97 dolar AS per barel.

Hamas bersumpah akan membalas serangan Israel yang menewaskan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, Iran.

Menurut Hamas, Haniyeh tewas karena "serangan Zionis yang berbahaya di kediamannya di Teheran".

Al Arabiya dan Al Hadath melaporkan Haniyeh dibunuh pada pukul 02.00 waktu setempat saat sedang tidur.

Pembunuhan itu dilakukan dengan rudal yang mengarah langsung ke tubuh Haniyeh. Pengawal Haniyeh juga dilaporkan tewas.

Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezehkian.

Anggota biro politik Hamas, Musa Abu Marzouk, mengatakan pembunuhan Haniyeh adalah tindakan pengecut. Kata dia, Hamas akan membalas tindakan itu.

"Dengan belasungkawa bagi negara Palestina yang heroik dan negara Islam ini dan para pejuang di Front Perlawanan, dan negara Iran yang terhormat, pagi ini (Rabu) kediaman Dr. Ismail Haniyeh, kepala biro politik Perlawanan Islam Hamas, diserang di Teheran, dan setelah peristiwa ini, dia dan salah satu pengawalnya mati syahid," demikian pernyataan Hamas dikutip dari Mehr News.

Haniyeh menjadi tokoh penting dalam negosiasi dengan Israel. Posisi tersebut menjadikannya target serangan Israel, meski tidak secara terang-terangan.

Tetapi sebelum kematiannya, Israel telah menyasar anggota keluarga Haniyeh terlebih dahulu.

Ada dua serangan Israel yang mengakibatkan banyak anggota keluarga Ismail Haniyeh tewas.

Dilansir Al Jazeera, serangan Israel di Gaza utara telah menewaskan tiga putra Haniyeh pada Rabu (10/4/2024) lalu.

Haniyeh mengonfirmasi pembunuhan anak-anaknya, Hazem, Amir, dan Mohammad, beserta sejumlah cucunya.

Haniyeh mengatakan mereka menjadi sasaran dalam perjalanan mengunjungi kerabat untuk merayakan Idulfitri di kamp pengungsi Shati.

Dia menambahkan, sekitar 60 anggota keluarganya, termasuk keponakan, telah terbunuh sejak dimulainya perang.

Namun, Haniyeh menekankan, para pemimpin Palestina tidak akan mundur jika keluarga dan rumah mereka menjadi sasaran.

"Jika mereka (Israel) mengira, menargetkan anak-anak saya di puncak perundingan ini akan menyebabkan Hamas menyerah, mereka salah besar," kata Haniyeh.

Dia juga menambahkan, darah anak-anaknya tidak lebih berharga daripada rakyat Palestina.

"Darah anak-anakku tidak lebih berharga daripada darah anak-anak rakyat Palestina. Semua martir Palestina adalah anak-anakku," tuturnya.

Sementara itu, militer Israel mengatakan, ketiga anak laki-laki tersebut dianggap sebagai anggota militer Hamas yang sedang dalam perjalanan melaksanakan kegiatan teroris.

Pernyataan Israel tersebut tidak menyebutkan cucu-cucu Haniyeh yang tewas dalam serangan tersebut.

Berdasarkan pernyataan Hamas, empat cucu Haniyeh, tiga perempuan dan seorang laki-laki, juga tewas dalam serangan itu.

Serangan berlanjut pada Selasa (25/6/2024) lalu.

Serangan udara Israel telah menewaskan 10 anggota keluarga Ismail Haniyeh di kamp pengungsi Shati, Gaza utara.

Juru bicara badan pertahanan sipil, Mahmud Basal mengatakan, serangan tersebut menargetkan rumah keluarga Haniyeh di Shati.

"Ada 10 orang yang menjadi martir akibat serangan itu, termasuk Zahr Haniyeh, saudara perempuan Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh," kata Basal.

Dia menambahkan, sejumlah jenazah kemungkinan masih berada di bawah reruntuhan, tetapi mereka tidak memiliki alat yang cukup untuk evakuasi.

"Kami tidak memiliki peralatan yang diperlukan untuk mengevakuasi mereka," tambahnya.

Berdasarkan laporannya, beberapa orang juga mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.

Di sisi lain, militer Israel mengklaim dua bangunan yang menjadi sasaran serangan di Shati dan Daraj Tuffah itu sebagai tempat persembunyian para pejuang yang terlibat dalam serangan 7 Oktober di Israel.

Pernyataan yang diunggah di media sosial itu tidak menyebutkan serangan terhadap rumah keluarga Haniyeh.

Bahkan kini, Israel tidak memberi tanggapan terkait dugaan pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh yang dituliskan Hamas dalam pernyataannya.(Tribun Network/Al Jazeera/Al Arabiya/Al Hadath/oln/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini