Bahkan, Maariv melaporkan para menteri Israel sudah dikirimi pesan. Isinya ialah perintah agar mereka tidak menyebut atau menyinggung "peristiwa di Beirut".
"Berdasarkan arahan Perdana Menteri, seharusnya tidak ada penyebutan tentang serangan yang terjadi di ibu kota Lebanon, hingga ada pemberitahuan berikutnya," demikian isinya.
Adapun dua hari sebelum Israel menyerang Beirut, anggota dewan Lebanon, Ali Fayad, mengatakan Hizbullah tengah mempersiapkan segala kemungkinan, termasuk perang di darat.
"Hizbullah punya hak penuh untuk membela diri, yang memungkinkannya menggunakan semua alat yang tersedia dan semua kemampuannya untuk mempertahankan diri, masyarakatnya, negaranya, dan tanah airnya," kata Fayad.
(Tribunnews/Febri)