Tuduhan pendudukan mengenai sasaran para pemimpin adalah tuduhan palsu.
Ini bukan pertama kalinya bahwa pendudukan mengklaim menargetkan para pemimpin Palestina, dan kebohongan mereka kemudian terbukti salah.
Tuduhan palsu ini hanya untuk menutupi skala pembantaian yang mengerikan tersebut .
Pembantaian Mawasi di Khan Yunis; menyasar daerah yang dipenuhi lebih dari delapan puluh ribu pengungsi.
Ini merupakan konfirmasi yang jelas dari pemerintah Zionis, atas kelanjutan perang pemusnahannya terhadap rakyat Palestina, dengan berulang kali dan secara sistematis menargetkan warga sipil yang tidak berdaya, di tenda-tenda, pusat pengungsian dan lingkungan pemukiman, dan melakukan kejahatan paling keji terhadap mereka, dengan mengabaikan seruan untuk berhenti menargetkan warga sipil yang tidak bersalah, atau memperhatikan hukum perang yang menegakkan perlindungan mereka.
Pengabaian terhadap hukum dan perjanjian internasional, dan pelanggaran yang meluas terhadap warga sipil yang tidak berdaya, tidak akan berlanjut, jika bukan karena dukungan yang diberikan oleh pemerintah Amerika kepada pemerintah ekstremis Zionis dan tentara terorisnya, dengan menutupi kejahatannya, dengan menyediakan dengan segala cara dukungan politik dan militer, dan melumpuhkan peradilan internasional dalam menjalankan perannya terhadap kejahatan-kejahatan ini.
Gerakan Perlawanan Islam - Hamas
Sabtu : 07 Muharram 1446 H. bertepatan dengan : 13 Juli 2024 M.
Sosok Mohammed Deif, Mastermind Serangan Banjir Al-Aqsa
Sejumlah laporan media Barat menyebut, Mohammed Deif menjadi mastermind (dalang) di balik serangan mendadak Hamas terhadap Israel pada Sabtu.
Deif digambarkan sebagai sosok sangat tertutup.
Begitu tertutupnya sampai-sampai cuma sedikit foto dan gambar dari pemimpin pejuang Hamas tersebut yang diketahui.
Dalam beberapa peristiwa, sosok ini hanya ditampilkan dalam bentuk siluet bayangan yang kadang-kadang digunakan dalam demonstrasi.
Baca juga: Ultimatum Gila Israel ke Warga Gaza, Eksodus Satu Juta Orang dalam 24 Jam Sama Saja Menyiksa Manusia
Mohammed Deif adalah komandan tertinggi sayap militer Hamas di Jalur Gaza.
"Sayap militer Hamas ini dikenal sebagai Brigade Izzedine al-Qassam," menurut Departemen Luar Negeri AS.
Pada 2015, pemerintah AS menetapkan Mohammed Deif berstatus sebagai teroris internasional, sebuah status yang menjadi pertanyaan bagi sebagian besar warga Palestina.
Tuduhan AS itu lantaran Deif dianggap bertanggung jawab mengerahkan pelaku bom bunuh diri dan melakukan penculikan terhadap tentara Israel.
"Selama Perang Gaza pada tahun 2014, Deif memimpin strategi ofensif Hamas," kata Departemen Luar Negeri.
Meskipun perannya penting dalam beberapa serangan Hamas yang paling terkenal, Deif tetaplah sosok yang sulit dipahami.
"Lokasi tepatnya dia tidak diketahui dan dia tidak muncul di depan umum," menurut laporan The Associated Press.
Bahkan nama aslinya belum dapat dikonfirmasi, The Washington Post melaporkan.
Baca juga: Menteri Israel: Bantuan Kemanusiaan Tak Boleh Masuk Gaza, Mereka Tak Tahu Berterima Kasih
Reuters, mendeskripsikan Mohammed Deif sebagai pria berusia 20 tahunan dan hanya sedikit gambar dan foto dirinya diketahui.
Gambar-gambar terkait sosok misterisu ini, kata laporan itu termasuk sebuah foto seseorang mengenakan topeng dan siluet bayangan yang diyakini milik pemimpin militer tersebut.
Siluet tersebut sebelumnya digunakan dalam demonstrasi pada Agustus 2014, yang menunjukkan dukungan terhadap militan Hamas yang melawan pasukan Israel.
Langka, Mohammed Deif Keluarkan PernyataanÂ
Para pejabat Israel mengatakan serangan Hamas sejauh ini telah menewaskan lebih dari 1.200 warga Israel, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB.
Setidaknya 1.100 warga Palestina juga telah meninggal, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Pada Sabtu (7/20/2023), hari terjadinya serangan Hamas, saluran TV Hamas mengumumkan kalau Mohammed Deif akan mengeluarkan pernyataan yang jarang terjadi.
"Ini memberi isyarat kepada warga Palestina bahwa sesuatu yang penting akan segera terjadi," menurut laporan Reuters.
Pernyataan itu telah direkam sebelumnya dalam kaset audio dan disiarkan.
Dalam rekaman itu, Mohammed Deif menyebut serangan tersebut merupakan respons atas tindakan Israel terhadap warga Palestina yang menyebut operasi Hamas sebagai "Banjir Al-Aqsa" atau "Operasi Badai Al-Alqsa".
Ungkapan tersebut merujuk pada Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, yang dianggap sebagai situs tersuci ketiga umat Islam.
Lokasi tersebut sering menjadi titik pertikaian antara Israel dan Palestina. Pada bulan April, polisi Israel menyerbu masjid tersebut, menyebabkan puluhan jamaah terluka.
"Pejuang yang saleh, ini adalah harimu untuk mengubur musuh kriminal ini. Waktunya telah berakhir. Bunuh mereka di mana pun kamu menemukannya," kata Mohammed Deif dalam rekaman audio, menurut The New York Times.
"Singkirkan kotoran ini dari tanahmu dan tempat sucimu. Bertarunglah dan para malaikat akan berperang bersamamu," ujar suara dalam rekaman itu.
Salah satu sumber Hamas mengatakan kepada Reuters bahwa Deif dan Yahya Sinwar, pemimpin lain Hamas di Gaza, menyerukan untuk mempersiapkan serangan terhadap Israel.
"Namun, Mohammed Deif adalah "mastermind" operasi tersebut," kata sumber itu.
(oln/khbrn/memo/*)