Serangan udara Israel kedua kalinya menewaskan 10 anggota keluarga Ismail Haniyeh di kamp pengungsi Shati di Gaza Utara pada Selasa 25 Juni 2024.
Ismail Haniyeh lolos dari serangan Israel itu sebab sudah sejak lama dia bermukim di Qatar.
Ismail Haniyeh sudah lama memiliki jabatan penting di Hamas.
Pria kelahiran 1963 di Kamp Pengungsi Shati di Gaza, terpilih sebagai kepala Politbiro Hamas pada tahun 2017.
Ia menjadi Perdana Menteri pemerintah Otoritas Palestina setelah kemenangan Hamas dalam pemilihan legislatif tahun 2006.
Namun diberhentikan dari posisinya oleh Presiden Mahmoud Abbas pada tahun 2007, dikutip dari ecfr-eu.
Pada Agustus 2017, ia memimpin delegasi tingkat tinggi Hamas ke Iran di mana ia bertemu dengan Pemimpin Tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei.
Jabatan tersebut menandai pembaruan hubungan hangat menyusul perselisihan mengenai keterlibatan Iran dalam perang saudara di Suriah.
Ismail Haniyeh memimpin blok parlemen “Perubahan dan Reformasi” Hamas yang memenangkan pemilihan legislatif tahun 2006.
Atas nama Hamas, ia menandatangani perjanjian rekonsiliasi Shati tahun 2014 dengan Fatah.
Dia juga pertama kali menjadi terkenal sebagai rekan dekat pendiri dan pemimpin spiritual Hamas, Sheikh Ahmed Yassin.
Ismail Haniyeh juga pernah menjalani beberapa hukuman di penjara Israel pada tahun 1980-an dan 1990-an.
Ia juga pernah dideportasi dari Gaza ke Lebanon pada tahun 1992 bersama 400 tokoh dan aktivis lainnya, sebelum kembali ke Gaza pada tahun berikutnya. (*)