TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-890 pada Kamis (1/8/2024).
Pukul 00.00 dini hari waktu setempat, terdengar ledakan di Dnieper dan sekitarnya.
Di Kherson dan Nikolaev, Rusia meluncurkan beberapa drone dari selatan Ukraina pada pukul 01.00 waktu setempat.
Sekitar pukul 03.00 waktu setempat, tiga drone masih berada di wilayah udara Ukraina, yang salah satunya bergerak menuju Kyiv, seperti dilaporkan Telegraf Ukraina.
Ukraina Terima Jet F16 Pertama
Ukraina telah menerima jet tempur F-16 pertamanya, menurut seorang pejabat AS telah mengonfirmasi kepada Associated Press.
Seorang anggota parlemen Ukraina juga mengonfirmasi Ukraina telah menerima sejumlah kecil jet tempur F-16.
Kedua pejabat tersebut berbicara kepada AP dengan syarat anonim karena mereka tidak diizinkan untuk membahas masalah tersebut secara terbuka.
4 Anggota NATO akan Susul AS Kirim Jet Tempur ke Ukraina
Belgia, Denmark, Belanda, dan Norwegia yang merupakan anggota NATO telah berkomitmen untuk menyediakan lebih dari 60 pesawat tempur kepada Ukraina.
Bantuan ini diharapkan dapat membantu Ukraina menghadapi Rusia meski armada jet tempur Rusia diperkirakan masih sekitar 10 kali lebih besar.
Baca juga: Bulsae-4 Korut Ketahuan Beraksi di Donbass, Bisa Bikin Tank Ukraina Makin Tekor
Namun kekuatan Rusia itu telah dicegah sampai batas tertentu oleh sistem pertahanan antipesawat Ukraina.
Pejabat Ukraina Minta 130 Jet F16
Pejabat Ukraina yang dirahasiakan identitasnya mengatakan Ukraina membutuhkan setidaknya 130 F-16 untuk menetralisir kekuatan udara Rusia.
Banyak hal bergantung pada cukupnya pilot, yang dilatih oleh koalisi negara-negara termasuk AS yang juga telah setuju untuk mempersenjatai jet Ukraina dengan rudal dan bom canggih.
Zelensky Desak AS agar Ukraina Bebas Pakai Senjata untuk Serang Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan Rusia telah memperoleh keuntungan di Ukraina timur karena sekutu Ukraina membatasi penggunaan senjata yang dipasok Barat dan pasukannya masih menunggu pengiriman senjata dari luar negeri.
"Kyiv bekerja sangat keras untuk mendapatkan izin untuk menyerang target jauh di dalam wilayah Rusia dengan senjata yang dipasok Barat. Sayangnya, mitra kami masih takut akan hal ini," kata Zelensky, Rabu (31/7/2024), dikutip dari The Guardian.