Gedung Putih Janjikan Penempatan Militer Baru untuk Melindungi Israel
TRIBUNNEWS.COM- Gedung Putih janjikan 'penempatan militer baru' untuk melindungi Israel.
Iran, Hizbullah, dan Ansarallah Yaman semuanya telah berjanji untuk menanggapi serangan Israel baru-baru ini terhadap negara mereka.
Presiden AS Joe Biden mengadakan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada tanggal 1 Agustus, membahas upaya untuk melindungi Israel dari pembalasan Iran yang akan datang atas pembunuhan kepala Hamas Ismail Haniyeh di wilayahnya beberapa hari yang lalu.
Pembicaraan tersebut juga menyentuh mengenai respon yang direncanakan Hizbullah untuk dilakukan sebagai balasan atas serangan udara brutal Israel di Beirut pada tanggal 30 Juli, serta ancaman dari gerakan perlawanan Ansarallah di Yaman.
Presiden AS "menegaskan kembali komitmennya terhadap keamanan Israel terhadap semua ancaman dari Iran, termasuk kelompok Hamas, Hizbullah, dan Houthi," menurut Gedung Putih.
“Presiden membahas upaya untuk mendukung pertahanan Israel terhadap berbagai ancaman, termasuk rudal balistik dan pesawat tanpa awak, termasuk penempatan militer defensif AS yang baru,” tambah Gedung Putih.
Biden juga menekankan perlunya “de-eskalasi.”
"Pemerintahan Biden yakin Iran akan menyerang Israel dalam beberapa hari sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran awal minggu ini dan bersiap untuk melawannya," kata pejabat AS kepada Axios.
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei bersumpah untuk memberikan tanggapan "keras" kepada Israel atas pembunuhan Haniyeh di Teheran pada Rabu pagi. Menurut New York Times , Khamenei telah memerintahkan pembalasan.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah juga mengatakan dalam pidatonya pada tanggal 1 Agustus bahwa respons terhadap serangan di Beirut tidak diragukan lagi akan segera dilakukan. Serangan pada hari Selasa menewaskan seorang komandan tinggi Hizbullah dan lima warga sipil, termasuk anak-anak, dan melukai lebih dari 70 orang.
Bulan lalu, Ansarallah dan Angkatan Bersenjata Yaman mengatakan bahwa tanggapan terhadap serangan Israel di pelabuhan Hodeidah di negara itu akan menjadi “tidak dapat dihindari.”
Washington telah berjanji untuk melindungi Israel dari serangan apa pun.
Panggilan telepon antara Biden dan Netanyahu terjadi pada hari yang sama ketika Presiden AS mengatakan kepada wartawan bahwa pembunuhan Haniyeh berdampak negatif pada perundingan gencatan senjata.