TRIBUNNEW.COM - Tewasnya kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran meninggalkan kesenjangan besar dalam kelompok militan Palestina Hamas.
Pasalnya, Haniyeh telah memimpin Hamas selama hampir dua dekade.
Haniyeh memiliki peran yang sangat besar bagi perkembangan Hamas.
Dia memainkan peran utama dalam negosiasi gencatan senjata dengan Israel dan dilaporkan bersedia membebaskan semua sandera yang ditahan untuk mengakhiri agresi di Gaza.
Namun setelah Haniyeh tewas, banyak spekulasi mengenai siapa yang akan menggantikannya menjadi pemimpin Hamas.
Beberapa nama telah dibahas sebagai calon penerus.
Dari beberapa nama, ada satu kandidat yang paling menonjol yaitu Khaled Meshaal.
Khaled Meshaal merupakan pemimpin politik Hamas di pengasihan pada tahun 1996.
Meshaal juga pernah lolos dari upaya pembunuhan Israel pada tahun 1997.
Saat itu, Israel mencoba membunuh Meshaal dengan cara meracuninya ketika di Yordania.
Namun percobaan tersebut gagal dan Israel ditangkap oleh otoritas Yordania.
Tidak hanya itu, Israel juga harus menyediakan dan memberikan penawar racun untuk mengamankan Mossad.
Baca juga: Turki Blokir Instagram Diduga Karena Instagram Sensor Pesan Belasungkawa Pembunuhan Ismail Haniyeh
Kemudian Meshaal menjadi pemimpin Hamas dari pengasingan di Suriah.
Namun pada tahun 2011, saat pemerintahan Presiden Bashar al-Asaad pecah, Meshaal memutuskan untuk meninggalkan Suriah.