Pemerintah Australia memperkirakan bandara Beirut di ibu kota Lebanon akan ditutup jika perang besar pecah.
Pemerintah Australia menyiapkan skenario evakuasi dengan kapal feri dari Lebanon ke Siprus, seperti yang dilakukannya ketika mengevakuasi lebih dari 5.000 warga Australia selama Perang Lebanon 2006.
Namun, para pejabat Australia menekankan tidak ada jaminan operasi penyelamatan besar-besaran tersebut dapat dilakukan. Apalagi, jika perang skala besar meletus.
3. Amerika Serikat
Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Beirut juga mendesak warganya meninggalkan Lebanon dengan 'tiket apapun yang tersedia'.
Dilansir BBC, Minggu (4/8/2024), imbauan tersebut menyusul peringatan serupa dari Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy yang mengatakan situasi regional 'dapat memburuk dengan cepat'.
Iran diketahui sudah bersumpah untuk melakukan pembalasan 'keras' terhadap Israel yang disalahkan atas kematian Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada hari Rabu (31/7/2024).
Hizbullah yang berbasis di Lebanon dan didukung Iran dikhawatirkan memainkan peran besar dalam pembalasan semacam itu.
Hal itu diprediksi dapat memicu tanggapan serius Israel.
Hizbullah telah meluncurkan puluhan roket ke kota Beit Hillel di Israel utara pada Minggu sekitar pukul 00.25 waktu setempat.
Rekaman yang diunggah di media sosial menunjukkan sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel mencegat roket tersebut.
Tidak ada laporan korban jiwa atas serangan itu.
Kedutaan Besar AS mengatakan mereka yang memilih untuk tinggal di Lebanon harus 'mempersiapkan rencana darurat' dan bersiap untuk 'berlindung di tempat untuk jangka waktu yang lama'.
4. Arab Saudi
Pemerintah Arab Saudi juga meminta warganya untuk meninggalkan Lebanon secepat mungkin.
Hal itu dilakukan menyusul meningkatnya ketegangan di negara tersebut.