Rezim Iran meluncurkan serangan gabungan rudal, roket, dan pesawat tak berawak besar-besaran terhadap Israel pada bulan April, yang hampir seluruhnya dicegat oleh upaya gabungan Israel, AS, dan beberapa negara sekutu di kawasan tersebut.
Di antara mereka adalah Kerajaan Yordania, yang Menteri Luar Negerinya Ayman al-Safadi, dikenal sebagai kritikus vokal Israel.
Ia mengatakan pada hari Kamis bahwa Yordania akan sekali lagi mencegat setiap proyektil yang memasuki wilayahnya, yang membentang di hampir seluruh perbatasan timur Israel.
Gedung Putih juga mencatat, Wakil Presiden Kamala Harris, yang baru-baru ini menggantikan Joe Biden sebagai calon presiden, bergabung dalam panggilan tersebut.
Selain itu, Biden juga menegaskan kembali pentingnya upaya berkelanjutan untuk meredakan ketegangan yang lebih luas di kawasan tersebut.
Baca juga: Pihak yang Bocorkan Lokasi Ismail Haniyeh, Drone Tembus Pengamanan VIP Tanpa Hancurkan Gedung
Sebuah pesan yang digarisbawahi oleh komentar yang ia buat pada hari yang sama di pangkalan udara AS, tempat ia menerima pesawat yang membawa tahanan yang dibebaskan oleh Rusia.
Presiden mengatakan dia telah memberi tahu Netanyahu bahwa pembunuhan Haniyeh, yang belum dikomentari secara resmi oleh Israel, telah merusak peluang gencatan senjata dengan Hamas, dan mendesaknya untuk segera mencapai pertukaran sandera dan kesepakatan gencatan senjata.
"Kami memiliki dasar untuk gencatan senjata. Dia harus melanjutkannya dan mereka harus melanjutkannya sekarang," kata Biden.
Biden juga mengaku khawatir atas ketegangan baru-baru ini di kawasan tersebut.
Selain itu, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah bersumpah membalas dendam atas serangan Israel yang menewaskan wakilnya sekaligus kepala militer Hizbullah, Fuad Shukr di Beirut selatan.
Berbicara dari jarak jauh di pemakaman Shukr pada hari Kamis, Nasrallah juga memperkirakan Iran, serta proksi lainnya di Irak dan Yaman, akan membalas Israel atas kematian Haniyeh.
"Kita tidak lagi berbicara tentang front yang terpisah. Ini adalah kampanye terbuka di semua front, dan tidak diragukan lagi perang telah memasuki fase baru," kata Nasrallah.
Nasrallah mengatakan Israel harus bersiap menghadapi kemarahan semua pihak yang mendukung Gaza.
"Warga Israel akan menangis tersedu-sedu dalam beberapa hari mendatang," tegasnya.