TRIBUNNEWS.COM - Para pemimpin Qatar, Mesir dan Amerika Serikat kembali mengupayakan negosiasi damai di Gaza dengan kembali mengundang Israel dan Hamas untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata pada 15 Agustus 2024.
Upaya tersebut kembali dilakukan setelah Israel mengebom lagi dua sekolah di Gaza, dan di tengah ketegangan regional yang meningkat pasca pembunuhan Israel terhadap para pejabat Hamas dan Hizbullah.
“Ini adalah waktu untuk memberikan bantuan segera kepada masyarakat Gaza yang telah lama menderita serta para sandera dan keluarga mereka yang telah lama menderita,” sebut Qatar, Mesir dan Amerika Serikat dalam sebuah pernyataan bersama tentang upaya mendorong perundingan.
Israel telah menerima undangan untuk menghadiri perundingan yang diusulkan di Kairo atau Doha, sementara Hamas belum memberikan tanggapan.
Setidaknya 15 orang tewas dan 30 lainnya luka-luka ketika militer Israel kembali melakukan serangkaian serangan terhadap dua sekolah yang menampung pengungsi Palestina di timur Kota Gaza.
Setidaknya 39.699 orang tewas dan 91.722 luka-luka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2024. Sebanyak 1.139 orang diperkirakan telah terbunuh di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober dan lebih dari 200 orang ditawan.
Analis: Kamala Harris dan Joe Biden ‘Putus Asa’ untuk Kesepakatan Gencatan Senjata
Rami Khouri, peneliti kebijakan publik terkemuka di American University of Beirut mengatakan, upaya baru para mediator untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata sangatlah signifikan, dan juga penting bagi Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris.
Baca juga: Jet Tempur F-22 AS Tiba di Timur Tengah, Netanyahu Yakin Menang Melawan Iran
“Ini penting karena ketiga kepala negara telah mengirimkan ini bersama-sama ke dua pihak – Hamas dan Netanyahu. Dan pada dasarnya memerintahkan mereka untuk segera bertindak dan bertemu pada Kamis depan, 15 Agustus,” kata Khouri kepada Al Jazeera.
“Saya juga berpikir waktunya sangat penting. Mengapa tanggal 15? Saya rasa hal ini terjadi karena dua orang yang paling putus asa di dunia untuk melakukan gencatan senjata – selain warga Palestina – adalah Kamala Harris dan ‘Genosida Joe’ Biden, begitu dia dikenal di AS saat ini,” kata Khouri.
“Mereka sangat ingin gencatan senjata ini terjadi… karena konvensi Partai Demokrat dimulai di Chicago pada tanggal 18 dan 19 hingga tanggal 22," ujarnya menganalisis.
"Mereka harus menghasilkan platform Partai Demokrat yang akan membentuk kampanye Kamala Harris dan juga akan menentukan warisan Joe Biden, dan mungkin menghilangkan kata pengantar ‘genosida’ dari namanya,” kata Rami Khouri.
Sumber: Aljazeera