Sementara, satu perwira polisi dirawat di tempat kejadian.
Yedioth Ahronoth mencatat penyelidikan dilakukan menyusul insiden tersebut.
Netanyahu dan Gallant Saling Serang
Sementara itu, terjadi perpecahan antara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, Senin, mengenai serangan di Gaza.
Gallant menyebut pernyataan Netanyahu soal "kemenangan total" atas Hamas sebagai "omong kosong".
Kritik itu disampaikan Gallant selama pertemuan tertutup Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset, Senin.
"Saya mendengar semua pahlawan menabuh genderang perang, 'kemenangan mutlak', dan omong kosong ini," ujar Gallant, dilansir Anadolu Ajansi.
Baca juga: AS Akui Sulit Prediksi Balasan Iran ke Israel: Kemungkinan Serangan Teheran Bakal Signifikan
Menyusul kritikan Gallant, Kantor Netanyahu mengeluarkan pernyataan yang mengatakan Gallant "juga terikat oleh kemenangan mutlak."
"Saat Gallant mengadopsi narasi anti-Israel, ia merusak peluang tercapainya kesepakatan penyanderaan," kata pernyataan tersebut.
"Dia seharusnya menyerang (Yahya Sinwar), yang menolak mengirim delegasi ke perundingan (gencatan senjata), yang merupakan satu-satunya hambatan terhadap kesepakatan penyanderaan."
Minggu lalu, mediator Mesir, Qatar, dan AS mendesak Israel dan Hamas untuk menyelesaikan rincian gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera tanpa penundaan atau alasan lebih lanjut.
Sementara Israel mengatakan akan mengirim delegasi ke pembicaraan tersebut, Hamas menuntut para mediator menyampaikan rencana untuk melaksanakan proposal gencatan senjata yang didukung oleh Presiden AS, Joe Biden, yang telah disetujui pada 2 Juli.
Netanyahu menegaskan kembali pendiriannya, Israel harus mencapai "kemenangan mutlak" di Gaza.
"Ini adalah arahan yang jelas dari Perdana Menteri Netanyahu dan kabinet, dan ini mengikat semua orang, termasuk Gallant," kata pernyataan Kantor Netanyahu.
Pembicaraan tidak langsung yang dimediasi oleh AS, Qatar, dan Mesir gagal menyetujui kesepakatan gencatan senjata permanen atas penolakan Netanyahu terhadap seruan Hamas untuk mengakhiri perang dan mengizinkan kembalinya warga Palestina yang mengungsi ke Gaza utara.