News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Benarkah Yahya Sinwar Pimpin Hamas dari Terowongan Bawah Tanah?

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yahya Sinwar dalam sebuah wawancara tahun 2021

TRIBUNNEWS.COM - Penunjukan Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru Hamas menimbulkan pertanyaan tentang kemampuannya untuk memimpin gerakan Palestina di tengah salah satu masa paling menantang dalam sejarahnya.

Sinwar adalah salah satu target utama Israel sejak serangan 7 Oktober 2023.

Pasukan Israel telah mencarinya ke mana-mana.

Israel mengklaim bahwa Yahya Sinwar bersembunyi di terowongan di Khan Younis, sebuah kota di Gaza selatan tempat ia dan keluarganya tinggal.

Namun, hanya sedikit orang yang mengetahui lokasinya.

Sejak perang dimulai, Sinwar hanya muncul dalam sebuah video yang dirilis oleh tentara Israel.

Video itu memperlihatkan Sinwar berada di sebuah terowongan sehari setelah serangan pada tanggal 7 Oktober.

Dalam gambar arsip tertanggal 14 Desember 2022 ini, pimpinan gerakan Hamas Islam Palestina di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, muncul di hadapan para pendukungnya selama rapat umum yang menandai ulang tahun ke-35 berdirinya kelompok tersebut di Kota Gaza pada. (AFP/MOHAMMED ABED)

Sejak saat itu, ia tidak pernah terlihat lagi atau terdengar kabarnya, sehingga menimbulkan keraguan tentang apakah dia masih hidup.

Media yang berbasis di London, Asharq Al-Awsat, berusaha mengumpulkan informasi mengenai situasi Sinwar.

Namun kondisi yang sensitif dan kompleks membuat pengumpulan informasi menjadi sulit.

Sumber Hamas di Gaza mengatakan kepada Asharq Al-Awsat bahwa tidak seorang pun dalam gerakan itu yang tahu persis di mana Sinwar berada, baik di dalam maupun di luar Gaza.

Baca juga: Bagaimana Cara Yahya Sinwar Memimpin Hamas dari Bawah Tanah Saat Israel Kesetanan Memburunya?

Namun, sekelompok kecil orang yang tepercaya mengetahuinya dan bertindak sebagai penghubung antara dia dan para pemimpin ketika dibutuhkan.

“Beberapa individu ini memastikan kebutuhannya terpenuhi dan memfasilitasi komunikasinya dengan para pemimpin di dalam dan luar Gaza menggunakan metode yang rumit,” sumber tersebut menambahkan.

Sosok yang diyakini orang terpercaya itu adalah saudara Sinwar, Mohammed, yang juga merupakan komandan senior di Brigade Al-Qassam Hamas.

Mohammed bertanggung jawab untuk mengawasi keselamatan dan pergerakan Sinwar.

Beberapa analis berpendapat bahwa saudara Sinwar itu, yang juga merupakan target utama Israel.

Ia dapat memimpin brigade tersebut jika Israel benar-benar telah membunuh Mohammed Deif.

Meskipun tidak terlihat oleh publik, Sinwar tetap terlibat aktif di Hamas.

Sebuah sumber mengonfirmasi kepada Asharq Al-Awsat bahwa Sinwar tetap berhubungan secara teratur dengan pejabat-pejabat penting Hamas melalui berbagai cara.

Sejak perang dimulai, Sinwar telah mengirim pesan-pesan rutin tentang operasi dan cara menangani tantangan yang ditimbulkan selama perang.

Instruksi-instruksi ini, yang sering ditulis tangan atau diketik dan ditandatangani oleh Sinwar, disampaikan secara rahasia.

Selain pesan-pesan tertulis, Sinwar telah melakukan kontak telepon langsung dengan para pemimpin Hamas selama saat-saat kritis.

Seorang sumber senior mengonfirmasi bahwa setelah mengatur kondisi yang aman, Sinwar berhasil melakukan panggilan telepon, meskipun butuh usaha yang cukup besar untuk mengaturnya.

Sumber tersebut juga mengungkapkan bahwa Sinwar mengirim sedikitnya dua pesan tertulis dan satu rekaman suara kepada para perantara selama poin-poin penting dalam negosiasi.

Ia terlibat erat dalam setiap tahap pembicaraan, meninjau proposal dengan saksama, dan mendiskusikannya dengan para pemimpin Hamas lainnya.

Baca juga: IDF Hasut Warga Palestina, Iming-imingi Hadiah untuk yang Bisa Bocorkan Informasi Soal Yahya Sinwar

Bertentangan dengan reputasinya sebagai negosiator yang tangguh, Sinwar mendukung fleksibilitas dalam beberapa tahap negosiasi, yang bahkan mengejutkan para perantara.

Ia bertekad untuk mengakhiri pertumpahan darah dan mengakhiri perang.

Meskipun Sinwar berperan aktif di Hamas, Israel belum dapat menemukannya, menurut sumber dari Asharq Al-Awsat.

Awal tahun ini, Israel melakukan operasi selama tiga bulan di Khan Younis, mencari Sinwar baik di atas maupun di bawah tanah, tetapi tidak berhasil.

Serangan kedua di kota itu juga gagal menemukannya.

Sekarang, Israel meluncurkan operasi besar lainnya di kampung halaman Sinwar, beberapa hari setelah ia diangkat menjadi pemimpin Hamas.

Kepala militer Israel Mayjen Herzi Halevi menyatakan bahwa pengangkatan Sinwar sebagai pemimpin Hamas tidak akan mengubah apa pun, justru akan mempercepat upaya untuk menangkapnya.

Sumber di lapangan mengatakan operasi Israel di Khan Younis ditujukan untuk menghukum warga sipil atas pemilihan Sinwar, dengan mencoba memaksa mereka bekerja sama untuk mengungkapkan lokasinya.

"Mereka bahkan menyebarkan selebaran yang mendesak orang-orang untuk menentang Sinwar," kata sumber tersebut.

Namun, tidak ada warga sipil yang tahu di mana Sinwar berada, atau apakah ia berada di atas atau di bawah tanah.

Latar Belakang Yahya Sinwar

Hamas menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin politbiro baru, menggantikan Ismail Haniyeh yang dibunuh di Iran pada 31 Juli lalu.

Dilansir Al Jazeera, Yahya Sinwar lahir pada 29 Oktober 1962 di kamp pengungsi Khan Yunis di Gaza selatan.

Ia bergabung dengan Hamas ketika Sheikh Ahmad Yassin mendirikan kelompok tersebut sekitar waktu intifada Palestina pertama dimulai pada tahun 1987.

Sinwar membentuk aparat keamanan internal Hamas pada tahun berikutnya.

Baca juga: Israel Sebar Selebaran Berisi Rokok di Gaza, Suap Warga Palestina agar Beri Info soal Yahya Sinwar

Ia selanjutnya memimpin unit intelijen yang didedikasikan untuk menangkap dan menghukum tanpa ampun warga yang dituduh memberikan informasi kepada Israel.

Lulusan Universitas Islam di Gaza ini mempelajari bahasa Ibrani dengan sempurna selama 23 tahun di penjara Israel.

Sinwar dikatakan memiliki pemahaman yang mendalam tentang budaya dan masyarakat Israel.

Ia sebelumnya dipenjara atas pembunuhan dua tentara Israel.

Pada tahun 2011, Sinwar dibebaskan dalam pertukaran tahanan bersama 1.027 warga Palestina lainnya sebagai ganti tentara Israel Gilad Shalit.

Sinwar kemudian menjadi komandan senior di Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, sebelum mengambil alih kepemimpinan keseluruhan gerakan di Gaza.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini