115 Bayi Berusia di Bawah Delapan Bulan Dibunuh oleh Tentara Israel di Gaza
TRIBUNNEWS.COM- Setidaknya 115 bayi Palestina yang berusia di bawah delapan bulan telah dibunuh oleh Israel sejak Oktober lalu, ungkap juru bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza pada hari Selasa.
Ashraf Al-Qudra menunjukkan bahwa pembunuhan bayi kembar Aysel dan Asser Abu al-Qumsan pada hari Selasa menambah jumlah bayi berusia kurang dari satu bulan yang telah dibunuh dalam genosida Israel menjadi 48.
Si kembar lahir pada tanggal 10 Agustus, dan dibunuh bersama ibu dan nenek dari pihak ibu saat ayah mereka pergi ke pihak berwenang untuk mengambil akta kelahiran mereka.
Al-Qudra mencatat bahwa 47 bayi berusia antara satu dan tiga bulan saat mereka dibunuh oleh Israel; 15 berusia antara empat dan enam bulan; dan lima orang syahid antara enam dan delapan bulan. Dari total yang terbunuh, 53 adalah bayi laki-laki dan 62 adalah bayi perempuan.
Tentara pendudukan Israel telah menghancurkan rumah, rumah sakit, sekolah, dan infrastruktur sipil lainnya dalam operasi genosida.
Mereka juga terus memblokir masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk air bersih, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar.
Setidaknya 39.965 warga Palestina telah tewas sejak Oktober lalu, sementara 92.294 lainnya terluka.
Diperkirakan 10.000 orang lainnya hilang, diduga tewas, di bawah reruntuhan rumah mereka. Menurut PBB, sembilan puluh persen penduduk Jalur Gaza telah mengungsi.
Bayi Kembar Tewas
Bayi Kembar Tewas dalam Serangan Israel di Gaza Saat Sang Ayah Mengambil Akta kelahiran Mereka
Bayi kembar yang baru lahir tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza tengah pada hari Selasa saat ayah mereka pergi untuk mengambil akta kelahiran mereka, Anadolu Agency melaporkan.
Kedua bayi itu lahir pada hari Sabtu di kota Deir Al-Balah, tetapi serangan Israel terhadap apartemen mereka menghancurkan kebahagiaan keluarga atas kelahiran bayi mereka.
"Saya baru saja memperoleh akta kelahiran untuk bayi saya yang baru lahir, Aysel dan Asser," kata ayah mereka, Mohammad Abu Al-Qumsan, kepada Anadolu seraya air mata mengalir di pipinya.
“Mereka lahir pada tanggal 10 Agustus. Saya sedang berada di luar rumah, menyelesaikan dokumen, dan kemudian saya mendapat telepon … Saya tidak menyangka mereka semua sudah tiada.”