Saat Topan Ampil mendekati Jepang pada hari Kamis (15/8/2024), ratusan penerbangan dan kereta Jepang dibatalkan.
All Nippon Airways (ANA) membatalkan sekitar 280 penerbangan domestik yang dijadwalkan pada hari Jumat, yang berdampak pada lebih dari 60.000 penumpang.
Sementara Japan Airlines membatalkan 191 layanan domestik dan 26 layanan internasional, yang berdampak pada 38.600 pelanggan.
Selain penerbangan, kereta cepat juga batalkan sejumlah jadwal
Bagian utama jaringan layanan kereta cepat Jepang juga dijadwalkan dibatalkan pada hari Jumat (16/8/2024) – termasuk bagian sibuk antara Tokyo dan pusat kota Nagoya.
Badan cuaca Jepang juga memperingatkan penduduk di wilayah timur akan kemungkinan terjadinya hembusan angin kencang, banjir, luapan sungai, dan tanah longsor.
Topan Ampil menghantam pantai Pasifik Jepang dengan angin kencang dan hujan lebat pada 16 Agustus 2024, Straits Times melaporkan.
Kondisi ini memaksa sejumlah maskapai penerbangan besar Jepang membatalkan penerbangan dan pemerintah mengeluarkan peringatan terhadap kemungkinan tanah longsor dan banjir.
Terletak sekitar 170 km selatan Tokyo, Ampil membawa hembusan angin berkecepatan hingga 216 km/jam saat bergerak ke arah timur laut, kata Badan Meteorologi Jepang (JMA).
Pusat topan tersebut tidak diperkirakan akan mencapai daratan, melainkan bergerak ke arah timur laut menyusuri pantai Honshu dan mengitari wilayah Tokyo, yang merupakan rumah bagi sekitar 40 juta orang, sebelum kembali ke Pasifik mulai 17 Agustus.
JMA menilai sistem cuaca tersebut sebagai “sangat kuat”, satu tingkat di bawah kategori tertingginya yaitu “topan ganas”, dengan kecepatan angin maksimum 195 km/jam.
Badan tersebut memperingatkan masyarakat agar “bersikap waspada terhadap badai dahsyat, gelombang pasang, tanah longsor, banjir di dataran rendah, dan banjir sungai”.
"Meskipun sebagian orang mungkin berencana untuk menghabiskan waktu santai di pantai, kami menghimbau penduduk di wilayah yang berpotensi terkena dampak untuk tidak mendekati laut dan sungai," kata Direktur Kantor Pengelolaan Sungai di Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata, Satoshi Omats dalam sebuah konferensi pers.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)