Pernyataan tersebut merinci bahwa negosiasi tersebut serius dan konstruktif. Sebuah proposal diajukan oleh AS, dengan dukungan Qatar dan Mesir, yang bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara pihak-pihak yang bertikai.
Proposal ini sejalan dengan prinsip-prinsip yang digariskan oleh Presiden Biden pada tanggal 31 Mei 2024, dan mematuhi Resolusi Dewan Keamanan 2735. Proposal ini dibangun berdasarkan kesepakatan yang dicapai pada minggu sebelumnya dan membahas masalah yang tersisa untuk memfasilitasi implementasi yang cepat.
Tim teknis dari ketiga negara akan terus bekerja dalam beberapa hari mendatang untuk menyelesaikan rincian kesepakatan, termasuk ketentuan dan pengaturan kemanusiaan untuk tawanan.
Selain itu, pejabat senior dijadwalkan untuk bertemu lagi di Kairo sebelum akhir minggu depan untuk menyelesaikan kesepakatan berdasarkan ketentuan yang diajukan.
Pernyataan tersebut menggarisbawahi urgensi situasi, menekankan bahwa tidak ada penundaan lebih lanjut yang dapat diterima. Pernyataan tersebut menyerukan pembebasan segera tawanan, dimulainya gencatan senjata, dan implementasi cepat dari kesepakatan tersebut.
Pernyataan tersebut juga menekankan bahwa proses ini sangat penting untuk menyelamatkan nyawa, memberikan bantuan ke Gaza, dan meredakan ketegangan regional.
Empat Syarat Baru dari Netanyahu
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengajukan empat syarat terkait kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Diketahui, pembicaraan negosiasi gencatan senjata kembali berlanjut pada Kamis (15/8/2024), di Qatar.
Namun, kesepakatan itu terancam gagal setelah Netanyahu mengajukan empat syarat.
Kondisi yang diajukan Netanyahu itu dianggap penting bagi Israel, tapi ditentang Hamas dan faksi Palestina lainnya.
Dikutip dari Anadolu Ajansi, syarat pertama yang diajukan Netanyahu adalah perlunya mekanisme untuk mencegah warga Palestina bersenjata menyeberangi Poros Netzarim dari Gaza tengah ke utara.
Terkait hal itu, para negosiator Israel sebelumnya sudah mengatakan kepada media Israel, syarat itu bisa saja mempersulit tercapainya kesepakatan.
Syarat kedua adalah agar Israel mempertahankan kendali atas Koridor Philadelphia (poros Salah al-Din) dan perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir.
Sebagai informasi, wilayah tersebut sudah berada di bawah kendali Israel sejak Mei 2024.