News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pangeran Saudi Mohammed bin Salman Dituduh Palsukan Tanda Tangan Ayahnya

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Putra Mahkota dan Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman

Pangeran Mohammed adalah menteri pertahanan saat itu.

Houthi juga, sejak dimulainya perang Israel-Hamas di Jalur Gaza, telah melancarkan serangan terhadap pengiriman barang yang telah mengganggu lalu lintas melalui Laut Merah — dan menyebabkan pertempuran paling sengit yang dihadapi Angkatan Laut AS sejak Perang Dunia II.

Al-Jabri pernah bekerja untuk mantan Putra Mahkota Mohammed bin Nayef, orang kepercayaan AS dalam pertempuran melawan militan al-Qaeda di kerajaan tersebut setelah serangan 11 September 2001.

Raja Salman menggantikan putra mahkota dengan putranya pada tahun 2017 dan Pangeran Mohammed bin Nayef diyakini telah ditahan di rumah setelahnya.

Al-Jabri telah menggugat Pangeran Mohammed bin Salman di pengadilan federal AS, menuduh putra mahkota berusaha membunuhnya setelah ia melarikan diri ke luar negeri.

Berbicara kepada BBC, al-Jabri kembali menuduh Pangeran Mohammed mempertimbangkan untuk membunuh mantan Raja Abdullah dengan jaringan racun dari Rusia — sesuatu yang ia klaim dalam wawancara tahun 2021 dengan CBS News.

Ia juga menggambarkan kekhawatirannya bahwa putra mahkota masih menginginkannya dibunuh karena anak-anaknya masih dipenjara di kerajaan tersebut.

"Dia merencanakan pembunuhan saya," kata al-Jabri kepada BBC.

"Dia tidak akan beristirahat sampai dia melihat saya mati. Saya tidak meragukannya."

Keterlibatan Arab Saudi dalam membantu pemerintah Yaman melawan pemberontak Houthi yang didukung Iran, dimulai pada tahun 2015.

Kala itu, Arab Saudi menyatakan bakal membantu pemerintah Yaman melalui klaim yang dilontarkan MBS bersamaan dengan rilisnya dekret kerajaan.

MBS yang pada kala itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan Arab Saudi menjamin bahwa perang tersebut akan segera berakhir dengan keterlibatan negaranya.

Hampir satu dekade kemudian, janji MBS ini tak terwujud di lapangan karena hingga kini konflik di Yaman masih berlanjut.

Bahkan hingga tahun 2024 ini, peperanga tersebut dikabarkan telah menewaskan lebih dari 150.000 orang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini