TRIBUNNEWS.COM - Rusia mengerahkan satu resimen Pasukan Luar Angkasa-nya untuk mempertahankan wilayah Kursk karena kekurangan prajurit lapangan, menurut outlet investigasi independen Rusia, Important Stories (iStories).
"Pasukan luar angkasa" Presiden Vladimir Putin telah ditugaskan untuk memukul mundur pasukan Ukraina di wilayah Kursk.
Sebelumnya pada 6 Agustus lalu, pasukan Ukraina melancarkan serangan ke wilayah perbatasan itu dan berhasil memasuki Kursk.
Invasi itu tampaknya mengejutkan Moskow, iStories melaporkan pada hari Minggu (18/8/2024).
Ini juga menandai pertama kalinya pasukan asing merebut wilayah Rusia sejak Perang Dunia II.
Mengutip Newsweek, Pasukan Ukraina sejauh ini telah menguasai 1.150 kilometer persegi wilayah Rusia dan 82 pemukiman di Kursk, ujar panglima tertinggi Angkatan Bersenjata Ukraina, Oleksandr Syrsky, pada tanggal 15 Agustus.
Skala serangan Ukraina itu pun signifikan.
Ukraina dilaporkan telah merebut lebih banyak wilayah di wilayah Kursk dalam beberapa hari terakhir.
Pasukan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky tidak menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan pasukannya.
Mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut, iStories mengatakan resimen senapan bermotor sementara dari Angkatan Luar Angkasa Rusia telah dikerahkan ke Kursk, yang berbatasan dengan wilayah Sumy di Ukraina.
Unit tersebut terdiri dari personel dari perusahaan keamanan dan logistik, teknisi, mekanik, beberapa perwira, dan prajurit dari pelabuhan antariksa Rusia.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-909: Kyiv Hancurkan Jembatan Ketiga di Kursk
Ada juga personel dari gudang khusus Angkatan Luar Angkasa dan stasiun radar di wilayah Voronezh Rusia, yang sebelumnya bertugas mengoperasikan penangkal nuklir Rusia.
Lembaga Studi Perang atau ISW, mengatakan dalam analisis terbarunya pada hari Minggu bahwa serangan Kursk juga memaksa Rusia untuk mengerahkan kembali pasukannya dari garis depan di Ukraina.
ISW menambahkan bahwa kemungkinan fase pertempuran berikutnya di Rusia akan membutuhkan lebih banyak prajurit dan komitmen material Rusia di wilayah tersebut.