News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kursk Dikuasai Ukraina, Batalion Akhmat Jadi Kambing Hitam

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan Ukraina di wilayah Kursk

TRIBUNNEWS.COM -- Ada kejanggalan saat ribuan pasukan Ukraina menginvasi dan menguasai Oblast Kursk di Rusia.

Ribuan prajurit Batalion Akhmat dan pasukan Dinas Keamanan Rusia (FSB) dituding tidak menjaga perbatasan Rusia dengan Ukraina dengan  semestinya.

Pasukan Chechen pun dijadikan kambing hitam oleh bloger yang membela Rusia.

Baca juga: Meski Kursk Dikuasai Ukraina, Rusia Terus Ngegas Serang Donbass

Dara Massicot, seorang peneliti senior di Carnegie Berlin Center for Russian and Eurasian Studies yang juga pakar angkatan bersenjata Rusia mengatakan, saat pasukan Ukraina masuk ke perbatasan, tidak seorang pun yang menjaga perbatasan siap menghadapi invasi pasukan Ukraina.

Massicot mengatakan hal itu berdasarkan laporan beberapa z-blogger atau blogger pembela Rusia. Menurutnya, ada bloger yang menuding bahwa batalion Akhmat bersekongkol dengan tentara Volodymyr Zelensky.

"Akhmat sengaja membiarkan mereka melintasi perbatasan," kata Massicot, mengutip z-blogger dilansir dari The Moscow Times, Senin (19/8/2024).

Sementara bloger lainnya mengungkap bahwa prajurit Chechen "terjebak jauh di belakang,". Mereka bahkan tidak mencoba melawan dan "bersembunyi di belakang punggung para wajib militer di garis pertahanan kesepuluh dekat Kursk.

Sementara The Wall Street Journal mengungkapkan, seorang warga Cechnya, Yevgeniya Izmailova, yang putranya kena wajib militer, Vitaly, menghilang setelah serangan Ukraina dimulai.

Rekan prajuritnya mengatakan kepada Yevgeniya pada tanggal 9 Agustus bahwa dia melihat putranya ditangkap. Menurutnya, para pejuang Akhmat kabur, meninggalkan para wajib militer sendirian di perbatasan. "Semuanya berantakan," tulisnya kepada Yevgeniya.

Batalion Akhmat dikabarkan telah mengirimkan 5.000 personelnya ke Kursk, akan tetapi ternyata angka diragukan, karena tidak sebanding dengan pasukan Ukraina yang jauh lebih besar.

Baca juga: Rusia Tuduh Ukraina Pakai Roket HIMARS Bikinan AS untuk Hancurkan Jembatan di Kursk

Mereka juga tidak dibekali dengan kemampuan tempur yang memadai.

Media tersebut menuding bahwa Vladimir Putin tidak memiliki cukup tentara untuk menutup lubang pertahanannya di wilayah Kursk.

Menurut para ahli, dua minggu setelah invasi militer Ukraina, jumlah pasukan Rusia di wilayah tersebut masih lebih sedikit daripada pasukan Ukraina. Oleh karena itu, wajib militer dari wilayah lain di Rusia mulai direkrut untuk mempertahankannya.

"Kami dibanjiri permintaan, kami hampir tidak mampu mengatasinya," kata Ivan Chuvilyaev, perwakilan proyek "Go to the Forest", yang membantu menghindari partisipasi dalam perang melawan Ukraina, kepada Financial Times.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini