Menurut sejumlah pakar hukum, perusahaan-perusahaan ini dapat dimintai pertanggungjawaban atas keterlibatan dalam tindakan genosida, mengingat putusan ICJ.
“Genosida yang terjadi saat ini di Gaza, terhadap warga Gaza dan lingkungan Palestina, yang secara intensif menargetkan semua elemen kehidupan di Gaza, dipicu oleh beberapa perusahaan bahan bakar fosil paling menguntungkan di dunia,” kata Abeer Butmeh, koordinator di Jaringan LSM Lingkungan Palestina.
“(Mereka) harus bertanggung jawab atas potensi pelanggaran hukum internasional, karena mereka melibatkan diri dalam kejahatan perang dan genosida dengan memasok minyak ke pasukan bersenjata Israel yang dengan sengaja membuat Gaza tidak layak huni lagi,” tambah Butmeh.
David Tong, yang menjabat sebagai manajer kampanye industri di Oil Change International, mengatakan tindakan perusahaan minyak besar menunjukkan perhatian yang lebih kuat terhadap pendapatan daripada kemanusiaan dan martabat warga Palestina yang menderita di Gaza.
"Dengan memutuskan untuk terus memasok bahan bakar ke Israel meskipun putusan ICJ menyatakan pendudukan Israel di Gaza adalah melanggar hukum dan tindakan Israel mungkin telah melanggar Konvensi Genosida, perusahaan minyak besar sekali lagi menunjukkan bahwa mereka lebih mementingkan keuntungan daripada hak asasi manusia dan iklim yang aman," katanya.
“Setiap hari Chevron, BP, Exxon, Shell, Eni, dan TotalEnergies memasok bahan bakar ke Israel, perusahaan-perusahaan ini berpotensi menghadapi tuntutan hukum atas keterlibatan mereka dalam tindakan genosida terhadap warga sipil di Gaza.”
Laporan tersebut juga menyimpulkan bahwa AS terus menjadi pemasok utama bahan bakar jet JP8 ke Israel, yang penting untuk kelanjutan operasi militernya di Gaza.
"Pengiriman tersebut berasal dari kilang Valero di Corpus Christi, Texas. Rantai pasokan ini sangat kontroversial dalam konteks pemilu AS, di mana bantuan militer berkelanjutan untuk Israel sedang dalam pengawasan," kata laporan itu.
“Pada awal Agustus, Overseas Santorini yang terdaftar di AS, salah satu kapal tanker utama yang terlibat dalam penyediaan bahan bakar jet AS, berlabuh di pelabuhan Ashkelon Israel, menghadapi peningkatan protes dari masyarakat dan aktivis di sepanjang perjalanan,” tambahnya.
Laporan itu juga menyebut Kazakhstan, Brasil, negara-negara Eropa Italia, Albania, dan Yunani serta Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP29) tahun ini yang menjadi tuan rumah Azerbaijan sebagai pemasok utama minyak mentah ke Israel.
Direktur Eksekutif Institut Arayara di Brasil, Nicole Oliveira mengatakan negara itu memiliki “tanggung jawab politik global tidak hanya untuk mengurangi produksi minyak guna menghentikan kekacauan iklim, tetapi juga untuk menghindari konflik.”
Kelompok Pro-Palestina tuntut embargo
Kelompok pro-Palestina menuntut embargo atas semua pengiriman energi dan senjata ke Israel hingga negara itu menghentikan kekerasannya terhadap rakyat Palestina.
Laporan Oil Change International mengutip seruan gerakan Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS) untuk memboikot perusahaan minyak, dan menyoroti tindakan Kolombia untuk menghentikan ekspor energi ke Israel.
“Negara-negara, serta perusahaan minyak dan gas, harus dimintai pertanggungjawaban atas peran mereka dalam mengabadikan kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia,” katanya.