Namun tampaknya ancaman itu tak cukup mampu membuat Netanyahu mundur.
Orang terkuat di Israel itu terus memaksa para pria Haredi Ultra-Ortodoks untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan wajib militer.
Ultra-Ortodoks Bentrok dengan Polisi
Gelombang penolakan yang memanas, memaksa pria Haredi Ultra-Ortodoks menggelar demonstrasi besar-besaran di dekat area kantor perekrutan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Yerusalem.
Lebih dari 100 pria Ultra-Ortodoks ekstremis dilaporkan turun ke jalanan untuk berunjuk rasa di dekat kantor perekrutan IDF.
Demo awalnya berjalan dengan damai, sampai akhirnya petugas berkuda datang dengan membawa meriam untuk mencoba membubarkan massa.
Tak lama dari itu warga Ultra-Ortodoks ekstremis terlibat bentrok dengan pihak kepolisian setempat.
Menurut keterangan polisi, bentrok tak hanya dilakukan dengan petugas Polisi Israel, demonstran ultra-Ortodoks juga terlibat bentrok dengan Polisi Perbatasan.
"Mereka yang berdemo melontarkan makian dan berusaha menerobos pagar yang didirikan polisi di luar kantor perekrutan," kata polisi, dikutip dari Jerusalem Post.
Imbas kerusuhan ini, lima demonstran ultra-Ortodoks telah ditangkap atas tuduhan melakukan perilaku tidak tertib dan menyerang petugas polisi di Yerusalem.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)