Selama tiga minggu pertama bulan Agustus, tentara Israel mengirimkan 11 perintah evakuasi melalui selebaran yang dijatuhkan dari pesawat, pesan teks, atau media sosial.
Mereka meminta 250.000 warga Gaza, yang hampir semuanya telah mengungsi setidaknya sekali, untuk meninggalkan tempat berlindung mereka.
"Tentara Israel akan beroperasi dengan kekuatan terhadap organisasi di daerah ini."
"Demi keselamatan Anda, kami mendesak Anda untuk segera mengungsi," bunyi salah satu perintah yang dikirim di provinsi selatan Khan Yunis, Kamis (22/8/2024), dilansir Arab News.
Pengakuan Warga Gaza
Warga bernama Amneh Abu Daqqa (45) mengatakan, dia tidak melihat ada gunanya pindah lagi.
Menurutnya, saat ini begitu sedikit pilihan tempat berlindung yang aman.
"Pergi ke mana?" tanya ibu lima anak yang mengungsi itu.
Baca juga: Perundingan Gencatan Senjata Israel-Hamas Dimulai Lagi di Kairo, Koridor Philadelphia Jadi Isu Utama
“Saya benar-benar tinggal di jalanan. Saya tidak punya 500 shekel ($133) untuk menyewa kereta yang ditarik keledai."
"Dan saya bahkan tidak tahu ke mana saya akan pergi,” katanya.
“Tidak ada tempat yang aman, ada serangan udara di mana-mana," ungkap Amneh Abu Daqqa.
Persulit Distribusi Bantuan
Sementara itu, maraknya perintah evakuasi Israel juga sangat mempersulit distribusi bantuan oleh badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di wilayah yang diblokade, tempat bantuan masuk melalui titik-titik masuk yang dikuasai Israel.
Perintah evakuasi hari Rabu mencakup “80 lokasi darurat”, tetapi juga kantor dan gudang yang digunakan oleh badan-badan bantuan, kata kantor urusan kemanusiaan PBB (OCHA).
"Perintah itu juga memengaruhi tiga sumur air yang melayani puluhan ribu orang,” tambah OCHA.
Terkadang, perintah evakuasi menutup jalan, termasuk jalan raya utama Salah Al-Din yang membentang sepanjang Gaza dari utara ke selatan.