TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak banyak yang tahu, insiden mematikan dialami pesawat C-130 Angkatan Udara Amerika Serikat pada tahun 1958.
Pesawat yang difungsikan sebagai pengintai udara tersebut ditembak jatuh empat MiG-17 Soviet di langit Armenia setelah kedapatan melintasi wilayah udara negara komunis tersebut.
Insiden ini membuat 17 kru pesawat Hercules AS seluruhnya tewas.
Sejarah Hercules
Dikutip dari EurasianTimes, pada tanggal 23 Agustus 1954, 70 tahun yang lalu, era baru dalam penerbangan dimulai ketika pilot uji Lockheed Stan Beltz dan Roy Wimmer, didampingi oleh teknisi penerbangan Jack Real dan Dick Stanton, memulai penerbangan bersejarah.
Prototipe YC-130, yang kemudian menjadi Hercules C-130 yang ikonik, lepas landas dari Burbank, California, dan terbang tinggi ke angkasa menuju Pangkalan Angkatan Udara Edwards, yang terletak sekitar 50 mil ke arah timur.
Yang membuat pelayaran perdana ini luar biasa adalah lepas landasnya, yang dicapai hanya dengan landasan pacu sepanjang 855 kaki—sangat pendek dibandingkan dengan 5.000 kaki yang biasanya dibutuhkan oleh pesawat dengan ukuran yang sama.
Lepas landas yang singkat namun berdampak ini merupakan pendahulu dari banyak prestasi yang akan dicapai C-130 Hercules selama tujuh dekade berikutnya.
Sejak penerbangan bersejarah itu, Hercules telah menjadi pesawat "pekerja keras" yang andal bagi militer dan misi kemanusiaan di seluruh dunia, mengirimkan pasukan, peralatan, dan perlengkapan penyelamat ke beberapa lokasi paling menantang dan terpencil di planet ini.
Pesawat ini secara resmi memasuki layanan aktif pada tahun 1956, terutama untuk menjalankan misi pengangkutan udara taktis bagi Angkatan Udara Amerika Serikat.
Dengan jangkauan 2.500 mil dan kecepatan tertinggi 380 mph, Hercules dapat mengangkut hingga 92 pasukan tempur beserta perlengkapannya atau kargo seberat 42.000 pon.
Selama masa pakainya, Hercules telah menjalankan berbagai misi selain mengangkut pasukan, kargo, bahkan pengintaian.
Insiden Penembakan C-130 1958
Warisan C-130 Hercules yang mengesankan selama 70 tahun terakhir menjadi bukti desainnya yang inovatif dan pengaruhnya yang abadi pada industri penerbangan. Namun, warisan C-130 bukannya tanpa cacat.