TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menyerukan pemindahan paksa warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Israel Katz menyampaikan seruan tersebut dalam sebuah unggahan di X, Rabu (28/8/2024).
“Tentara kami bekerja keras di kamp Jenin dan Tulkarem untuk membongkar infrastruktur Islam-Iran yang telah dibangun di sana," katanya, sebagaimana diberitakan Al Jazeera.
Menlu Israel mengklaim evakuasi terhadap warga Palestina diperlukan, karena adanya ancaman di Tepi Barat.
“Kita harus menghadapi ancaman di Tepi Barat sebagaimana yang kita lakukan di Gaza, termasuk evakuasi sementara penduduk Palestina dan langkah-langkah lain yang diperlukan."
"Ini adalah perang dalam segala arti kata dan kita harus memenangkannya," tambahnya.
Operasi Bantuan Dihentikan karena Perintah Evakuasi
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, pihaknya harus menghentikan sementara operasi bantuannya di Jalur Gaza karena perintah evakuasi militer Israel di pusat wilayah Palestina.
Seorang pejabat senior PBB mengatakan kepada wartawan bahwa staf kemanusiaannya tidak dapat beroperasi pada Senin (26/8/2024) karena masalah keselamatan, dilansir BBC.
Perintah evakuasi yang mencakup sebagian zona kemanusiaan yang ditetapkan Israel di dalam dan sekitar kota pusat Deir al-Balah - tempat PBB memiliki pusat operasi utamanya - telah memaksa staf untuk pindah dengan cepat dan meninggalkan peralatan, kata mereka.
Namun, pejabat itu menekankan bahwa badan-badan PBB tidak akan meninggalkan Gaza dan sekarang sedang berusaha mencari tempat untuk beroperasi dengan aman.
Baca juga: Batalyon Tulkarem Ledakkan Buldoser Israel di Tepi Barat, Terlihat Bola Api Besar dan Kepulan Asap
Militer Israel mengatakan pihaknya mengeluarkan perintah evakuasi untuk mencoba melindungi warga sipil saat beroperasi melawan Hamas dan kelompok bersenjata lainnya.
Sebagai informasi, hingga 88,5 persen wilayah Gaza telah ditempatkan di bawah perintah evakuasi sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas, menurut PBB, yang merupakan penyedia dan distributor utama bantuan kemanusiaan di wilayah tersebut.
Hal itu telah memaksa sekitar 1,8 juta orang berlindung di dalam zona kemanusiaan, yang hanya mencakup luas sekitar 41 km persegi (15,8 mil persegi) dan tidak memiliki infrastruktur penting dan layanan dasar.
Pejabat setempat di Deir al-Balah mengatakan sekitar 250.000 orang terpaksa meninggalkan beberapa lingkungan kota tersebut sejak 16 Agustus, ketika Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mulai mengeluarkan perintah evakuasi di sana.