Kekuatan Hamas Bertambah, Tentara Israel Dilema: Tak Cukup Personel Perang di Gaza atau Tepi Barat
TRIBUNNEWS.COM - Media Israel mengutip sumber keamanan Israel mengonfirmasi kalau "Hamas telah berhasil memulihkan kemampuannya di Jalur Gaza utara."
Laporan menunjukkan kalau ada sekitar 3.000 petempur baru Hamas dan "telah melanjutkan operasi di Jalur Gaza utara dan secara aktif bekerja untuk meningkatkan kemampuan operasional organisasi."
Baca juga: Media Israel: Hamas Pulihkan Kekuatan, Merekrut 3.000 Petempur Baru
Perkiraan ini menunjukkan kalau hal tersebut menunjukkan perekrutan anggota baru Hamas dalam beberapa bulan terakhir, dan bukan perpindahan petempur dari bagian selatan ke bagian utara Jalur Gaza.
Atas hal tersebut, pejabat senior di lembaga keamanan dan militer Israel telah menyatakan kalau serangan skala besar ke Jalur Gaza utara menjadi hal yang tak terelakkan.
Baca juga: Divisi David, 40 Ribu Prajurit Baru Tentara Israel Buat Perang Multi-Front di Tengah Krisis Personel
Bukan Hamas yang Runtuh, Melainkan Israel
Dalam sebuah artikel berjudul "Bukan Hamas yang runtuh, melainkan Israel," yang diterbitkan di Haaretz, Brigadir Jenderal pensiunan tentara Israel (IDF) Yitzhak Brik memberikan penilaian kritis terhadap pertempuran yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Ia menggarisbawahi kerugian yang signifikan dan terus meningkat yang dihadapi Israel.
Hal itu dia nyatakan dengan menyebut kalau perang Gaza justru memberikan dampak yang jauh lebih besar pada Israel sendiri daripada pada Hamas.
Ia berpendapat kalau para prajurit IDF kelelahan dan kehilangan keterampilan mereka karena kurangnya pelatihan; terutama karena banyak yang meninggalkan kursus mereka sebelum menyelesaikannya.
"Beberapa pihak berpendapat bahwa menarik pasukan militer dari Gaza setelah menandatangani kesepakatan penyanderaan dengan Hamas sama saja dengan kalah dan menyerah... Klaim ini didasarkan pada kesalahpahaman mendasar tentang apa yang terjadi di Jalur Gaza," kata Brik.
"Klaim ini dipicu oleh klise yang disebarkan oleh eselon politik dan militer untuk membenarkan tindakan mereka dan mendapatkan dukungan publik serta legitimasi untuk melanjutkan perang yang gagal... orang-orang yang sama yang menyatakan bahwa penghentian permusuhan berarti kekalahan dan penyerahan diri kitalah yang membawa militer semakin dekat ke kehancuran dan negara ke kejatuhannya," tambahnya.
Baca juga: Analis Militer Israel: IDF Tempur di Multi-Front dengan Tentara yang Ngos-ngosan di Gaza dan Lebanon
Disarankan Mundur dari Gaza
Ia menunjukkan perlunya memusatkan pasukan pendudukan Israel di sektor lain, yaitu di utara dan Tepi Barat karena eskalasi yang sedang berlangsung.
"Pasukan pendudukan Israel harus mundur dari Gaza karena tidak ada cukup pasukan untuk bertempur di beberapa front pada saat yang sama," katanya
"Dengan kata lain, suatu hari nanti IDF tidak akan bisa lagi bertahan di Jalur Gaza karena Hamas akan menguasai sepenuhnya – baik di kota terowongan bawah tanah yang membentang ratusan kilometer maupun di atas tanah," jelas Brik.
Ia menambahkan: "Jika kita menghentikan penyerbuan karena militer lemah dan karena kita tidak punya pilihan lain, atau jika kita memindahkan pasukan kita ke daerah lain, musuh kita akan mengumumkan dengan gembar-gembor bahwa militer Israel telah menyerah, meninggalkan Gaza dan meninggalkan negara itu."