News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Tuduhan AS untuk Pemimpin Hamas Dianggap Hanya Sandiwara, Berdampak pada Negosiasi Gencatan Senjata?

Penulis: Nuryanti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Hamas Yahya Sinwar. Departemen Kehakiman AS mengumumkan tuntutan pidana terhadap Yahya Sinwar.

"Tindakan ini tidak akan menjadi yang terakhir," lanjutnya.

Kemudian, tuduhan itu muncul saat Gedung Putih mengatakan pihaknya sedang mengembangkan proposal gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan baru dengan mitranya dari Mesir dan Qatar, untuk mencoba mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas.

Pengaduan tersebut merinci bagaimana para anggota Hamas yang tiba di Israel selatan dengan "truk, sepeda motor, buldoser, speedboat, dan paralayang" terlibat dalam kampanye kekerasan brutal yang mencakup rudapaksa, mutilasi alat kelamin, dan penembakan dengan senapan mesin dari jarak dekat.

Adapun Yahya Sinwar diangkat menjadi pimpinan Hamas setelah pembunuhan Ismail Haniyeh di Iran dan menduduki posisi teratas dalam daftar orang yang paling dicari Israel.

Yahya Sinwar diyakini telah menghabiskan sebagian besar dari 10 bulan terakhir tinggal di terowongan bawah tanah Gaza, dan tidak jelas seberapa banyak kontak yang ia miliki dengan dunia luar.

Baca juga: Israel Mengaku Hancurkan Terowongan Besar Hamas di Gaza Utara, Ada Rel di Dalamnya

Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar bersama anggota gerakan militer pembebasan Palestina, menghadiri sebuah parade di Kota Gaza, pada 30 Mei 2021. (Photo credit: Ashraf Amra/Anadolu Agency)

Update Perang Israel-Hamas

Serangan terbaru militer Israel di wilayah Tepi Barat yang diduduki kini telah memasuki hari kedelapan.

Setidaknya 33 warga Palestina telah tewas dan 130 lainnya terluka sejak Rabu lalu, sebagian besar di Jenin.

Setidaknya enam warga Palestina tewas dalam serangan di Namaa College, tempat orang-orang berlindung. Puluhan lainnya terkubur di reruntuhan.

Pasukan Israel terus menggempur Gaza, menewaskan 43 orang selama sehari terakhir dan melukai lima anak di dekat sebuah rumah sakit di pusat Deir el-Balah tak lama setelah jeda dalam pertempuran untuk vaksinasi polio berakhir pada hari Selasa.

Program vaksinasi polio akan dilanjutkan untuk hari keempat di Gaza tengah, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan petugas kesehatan telah menjangkau lebih banyak anak daripada yang diperkirakan sejauh ini.

Pasukan Israel melanjutkan serangan mereka di Tepi Barat yang diduduki, menangkap lima orang di Nablus dan Betlehem, termasuk dua anak berusia 15 tahun.

Baca juga: Palestina Kecam Peta Israel Tanpa Tepi Barat: Netanyahu Niat Caplok Wilayah Kami

Basem Naim, pejabat senior Hamas, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tidak jelas bagaimana keenam tawanan yang jasadnya ditemukan dari Gaza itu bisa meninggal. Ia mengatakan bahwa ia sedang menunggu kabar dari pasukan Hamas di lapangan.

Keluarga tawanan Israel berjanji untuk melanjutkan protes mereka untuk kesepakatan gencatan senjata setelah polisi Israel bentrok dan menangkap beberapa demonstran di kota Tel Aviv.

AS mengklaim telah menghancurkan sistem rudal Houthi di Yaman saat misi angkatan laut Uni Eropa mengumumkan bahwa perusahaan swasta yang terlibat dalam penyelamatan kapal tanker minyak yang rusak dalam serangan Houthi pada bulan Agustus berbeda pendapat tentang penarikan MV Sounion.

Setidaknya 40.819 orang tewas dan 94.291 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.

Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini