TRIBUNNEWS.COM - Presiden Israel, Isaac Herzog, merasa ngeri saat mengetahui berita seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah polisi di dekat konsulat Israel di Munich, Jerman hari ini.
"Saya sekarang telah berbicara dengan Presiden Jerman, sahabat saya, Frank-Walter Steinmeier," katanya melalui akunnya di media sosial X, Kamis (5/9/2024).
"Bersama-sama kami mengungkapkan kecaman dan kengerian kami bersama atas serangan pagi ini di dekat konsulat Israel di Munich," lanjutnya.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan, konsulatnya di Munich ditutup hari ini dan tidak ada pegawainya yang terluka dalam insiden tersebut.
Pemerintah Jerman yang merupakan sekutu Israel, memastikan Jerman akan melindungi fasilitas Israel di negaranya.
"Melindungi fasilitas Israel adalah prioritas utama kami," kata Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Weiser, setelah terjadi penembakan di dekat konsulat Israel di Munich hari ini.
Akibat insiden penembakan itu, acara peringatan pembunuhan atlet Israel di Olimpiade Munich 1972, yang seharusnya digelar hari ini dibatalkan.
Pelaku Ditembak Mati
Menteri Dalam Negeri Jerman, Joachim Herrmann, mengumumkan seorang pria bersenjata tewas setelah polisi menembaknya di dekat konsulat Israel di Munich.
"Pria yang tidak disebutkan identitasnya itu menembaki polisi dan tewas setelah mereka saling menembak," katanya.
Sementara itu, kepolisian Munich mengatakan tidak satu pun dari lima polisi yang hadir pada saat penembakan itu terluka.
Baca juga: Polisi Jerman Tembak Mati Pria Bersenjata di Dekat Konsulat Israel Munich dan Museum Nazi
"Pria bersenjata yang ditembak mati oleh polisi di pusat kota hari ini adalah seorang warga negara Austria berusia 18 tahun yang diyakini tinggal di Austria," kata seorang juru bicara kepolisian di Munich.
"Motif serangan itu sedang diselidiki," tambahnya, seperti diberitakan Al Arabiya.
Pihak kepolisian mengatakan tidak ada korban jiwa yang tercatat dan tidak ada indikasi adanya tersangka lagi.
Jerman, Sekutu Terbesar Israel setelah AS
Pemerintah Jerman adalah salah satu sekutu Israel di Eropa yang memberikan berbagai dukungan terhadap Israel.
Menyusul Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu utama Israel, Jerman adalah pemasok senjata terbesar kedua ke Israel, termasuk senjata yang digunakan Israel untuk menyerang Jalur Gaza dan membunuh puluhan ribu warga Palestina.
Pemerintah AS dan Jerman adalah dua sumber senjata terbesar Israel, yang keduanya menolak usulan Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk menyetujui embargo senjata terhadap Israel pada April lalu, seperti diberitakan Anadolu Agency.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 40.861 jiwa dan 94.398 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (4/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Jazeera.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 109 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel