Ia berpendapat bahwa sanksi, terutama dalam konteks perang di Ukraina, dapat merusak ekonomi AS dan kekuatan dolar AS.
"Saya ingin menggunakan sanksi sesedikit mungkin," ujar Trump.
Ia menambahkan bahwa ia lebih suka menegosiasikan penyelesaian antara Rusia dan Ukraina daripada melanjutkan strategi saat ini.
Pejabat intelijen AS menyatakan bahwa Rusia berupaya meningkatkan peluang Trump terpilih dalam pemilihan 2024.
Tetapi di depan umum, Putin terus memberikan dukungan kepada kedua belah pihak.
Awal tahun ini, Putin memuji Biden, menyebutnya sebagai pemimpin yang "lebih berpengalaman" dan "dapat diprediksi."
Apa yang Dipikirkan Putin?
Dukungan Putin terhadap Harris serupa dengan tindakannya selama pemilihan umum AS sebelumnya.
Pada tahun 2015, Putin memuji Donald Trump sebagai "orang yang cerdas dan berbakat," beberapa bulan sebelum Trump mendapatkan nominasi dari Partai Republik.
Kemudian pada tahun 2016, email Komite Nasional Demokrat (DNC) diretas diduga oleh Rusia.
Peretasan itu melemahkan kampanye kandidat Demokrat Hillary Clinton dan secara tidak langsung menguntungkan Trump.
Putin saat itu memuji kebocoran email tersebut.
Baca juga: Putin Isyaratkan Kesiapan Bernegosiasi dengan Ukraina, Anggota BRICS Mungkin Bisa Menjadi Mediator
"Hal yang penting adalah konten yang diberikan kepada publik."
Para ahli berpendapat bahwa tujuan utama Putin adalah untuk menimbulkan perpecahan dan merusak demokrasi AS.
Dengan mendukung Harris, Putin mungkin menggunakan taktik yang sama seperti yang dilakukannya pada tahun 2016: tampak mendukung seorang kandidat tertentu dengan cara yang pada akhirnya dapat merugikannya.
Dalam wawancara dengan media Fourth Estate, jurnalis Rusia Mikhail Zygar, penulis All the Kremlin’s Men, menyatakan bahwa Putin melihat politik AS melalui sudut pandang sinis, seperti di serial politik House of Cards.
Dalam pandangan ini, dukungannya bisa jadi lebih merupakan gangguan daripada dukungan yang tulus.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)