"Berdasarkan karakteristik Fath-360, kita dapat berasumsi bahwa rudal ini dapat digunakan oleh pasukan Rusia dalam pertempuran di timur, baik untuk menyerang posisi militer Ukraina atau menyerang kota-kota garis depan seperti Pokrovsk, Sumy, dan Kharkiv," tulis laporan media Defence Express.
Analis juga tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa selama transfer teknologi rudal, Rusia dan Iran mungkin terlibat dalam disinformasi, dengan Rusia berpotensi menerima rudal Fateh-110 yang lebih kuat daripada Fath-360.
Pada 6 September, The Wall Street Journal melaporkan bahwa Iran telah mengirim rudal balistik jarak pendek ke Rusia. AS telah memberi tahu sekutunya tentang perkembangan ini.
Kemudian, The Times, mengutip sumbernya sendiri, melaporkan bahwa Rusia telah menerima lebih dari 200 rudal balistik dari Iran.
Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Ukraina menghubungi Iran, memperingatkan tentang "dampak yang menghancurkan" bagi hubungan bilateral.
Sebelumnya, Iran membantah adanya niat untuk memasok senjata balistik kepada Rusia.
Tahun lalu, tepatnya bulan Desember 2023, Iran dan Rusia dilaporkan menandatangani kontrak untuk pengiriman rudal Ababil dan Fateh-360.
Menurut para ahli, kerja sama ini memperdalam hubungan militer dan ekonomi antara kedua negara, dengan Iran mengejar keuntungan finansial dan teknologi.
Teheran, yang menghadapi kesulitan ekonomi, telah mendorong akuisisi jet tempur Su-35 serta bantuan dalam peningkatan program siber dan rudal antariksanya.
Namun hingga hari ini, Teheran belum menerima pesawat tempur Sukhoi Su-35 sebagaimana yang digembar gemborkan media barat.