"Dari analisis terowongan menjadi jelas bahwa itu digunakan untuk berpindah antar sektor pertempuran bawah tanah Hamas. Penyelidikan menunjukkan dua pria bersenjata melepaskan tembakan ke enam sandera antara Kamis (29 Agustus) dan Jumat (30 Agustus), kemudian keluar melalui pintu besi di belakang mereka dan menutupnya," lanjutnya.
Daniel Hagari juga menunjukkan sisa-sisa makanan, sedikit air, botol air seni, dan lubang yang digunakan para sandera sebagai toilet.
Tentara Israel memperkirakan enam sandera setidaknya ditahan selama beberapa minggu dan mungkin telah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, mungkin dari daerah Khan Yunis.
"Menurut penyelidikan Israel, informasi yang diberikan oleh Farhan Al-Qadi, sandera yang ditemukan hidup di terowongan terdekat beberapa hari sebelum penemuan enam mayat sandera di Rafah, tidak memiliki informasi apa pun tentang enam sandera itu," katanya.
Kepala staf militer Israel, Herzi Halevy, memerintahkan pasukannya untuk mencari anggota Hamas di lokasi tersebut dan menangkap mereka untuk mengambil informasi intelijen mengenai lokasi para sandera.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 40.988 jiwa dan 94.826 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (10/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan, kurang lebih ada 109 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel